
Lonjakan Harga Komoditas Juga Bikin Penambang Boncos, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina mendorong terjadi lonjakan harga komoditas di pasar internasional. Tak hanya membawa berkah bagi penambang, lonjakan harga juga membuat boncos biaya operasional.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengungkapkan bahwa perang Rusia dan Ukraina telah menjadi perhatian tersendiri bagi semua pengusaha. Mengingat perang yang ditimbulkan turut mengerek harga komoditas di pasar internasional seperti minyak dan batu bara.
"Katakanlah harga komoditas naik, itu cost buat kami. Kita kan butuh bahan bakar itu," kata Tony kepada CNBC Indonesia dala Talk To Titans, Selasa (10/5/2022).
Dengan adanya kenaikan beban operasi, maka produk-produk jadi akan mengalami kenaikan. Salah satunya seperti harga besi di pasar internasional. Sementara, kebutuhan akan besi terus mengalami kenaikan.
"Kebutuhan akan besi tinggi untuk tambang bawah tanah. Kalau ada yang naik cost nya juga naik. Tentu saja hasilnya lebih banyak tapi costnya juga banyak," kata dia.
Menurut Tony harga tembaga sejatinya sudah mengalami kenaikan, bahkan sebelum adanya invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara yang mulai menggeliat.
"Kalau dikaitkan dengan apakah krisis Rusia-Ukraina membuat harga tambah tinggi lagi mungkin saja. Karena Rusia salah satu penghasil tembaga terbesar," ungkapnya.
Tony menjelaskan bahwa produksi tembaga Rusia saat ini posisinya hampir sama dengan tingkat produksi tembaga dari Indonesia dengan jumlah produksi sekitar 700-800 ribu ton. Meskipun, tidak sebesar produksi Chile, Amerika Serikat, maupun China namun efek perang Rusia Ukraina akan tetap berpengaruh pada harga tembaga di pasar internasional.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Freeport Blak-blakan Efek Perang Rusia ke Harga Tembaga
