
Bos Freeport Blak-blakan Efek Perang Rusia ke Harga Tembaga

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak bisa dipungkiri lagi, dampak perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu penyebab kenaikan harga berbagai komoditas global, salah satunya yakni tembaga. Alasannya, Rusia juga merupakan salah satu produsen tembaga yang cukup besar di dunia untuk saat ini.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas membeberkan harga tembaga sejatinya sudah mengalami kenaikan, bahkan sebelum adanya invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi di beberapa negara yang mulai meningkat.
"Kalau dikaitkan dengan apakah krisis Rusia-Ukraina membuat harga tambah tinggi lagi mungkin saja. Karena Rusia salah satu penghasil tembaga terbesar," ungkap Tony dalam acara Talk To Titans CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).
Lebih lanjut, Tony menjelaskan bahwa produksi tembaga Rusia saat ini posisinya hampir sama dengan tingkat produksi tembaga dari Indonesia dengan jumlah sekitar 700-800 ribu ton.
Hal itu meskipun, tidak sebesar produksi Chile, Amerika Serikat, maupun China namun efek perang Rusia Ukraina akan tetap berpengaruh pada harga tembaga di pasar internasional.
Terlebih lagi, saat ini permintaan tembaga untuk kebutuhan elektrifikasi cukup besar. Adapun transisi energi ke depan akan lebih banyak membutuhkan tembaga jauh lebih banyak.
Tony mencontohkan, untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 1 Mega Watt (MW) saja misalnya, kebutuhan tembaga nya mencapai 5 ton. Sementara untuk mobil listrik kebutuhannya bisa empat kali lipat dibandingkan dengan mobil konvensional.
"Jadi kebutuhan tembaga akan dominan sekali terutama untuk menyalurkan listrik," kata dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! 50 Tahun Beroperasi, Produksi Emas Freeport Capai 1.900 Ton
