CNBC Insight

Anak 'Kembaran Soeharto' Jadi Presiden di Filipina

News - Petrik Matanasi, CNBC Indonesia
10 May 2022 13:15
People ride during a traffic jam near polling precincts as Filipinos vote during the national elections in Quezon City, Philippines, May 9, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar gembira tengah melingkupi keluarga besar mantan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos. Dulu, dari 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986, Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr (1917-1989) adalah Presiden Filipina. Kini, pada 2022, Ferdinand Romualdez Marcos Jr alias Bongbong Marcos kemungkinan besar bakal mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden Filipina.

Di Filipina, Bongbong Marcos bukan satu-satunya anak presiden yang akhirnya sukses menjadi Presiden di Filipina. Seperti di Indonesia, Filipina punya beberapa dinasti politik yang cukup berpengaruh. Seperti di Indonesia juga, Filipina juga kekurangan figur pemimpin di luar dinasti politik.

Bongbong Anak Marcos

Bongbong Marcos adalah anak daripada Marcos Sr. Reputasi Marcos Sr di Filipina kira-kira seperti Soeharto di Indonesia.

Lama berkuasa dan jatuh dengan sangat menyakitkan dari kursi kepresidenan. Bedanya, keluarga Soeharto cs tidak sampai hidup di pengasingan seperti keluarga Marcos. Dan pastinya, Marcos punya reputasi tukang selingkuh dan Soeharto tak berani untuk seterkenal Marcos dalam hal ini.

Marcos tidak menjadi presiden lewat jalur militer seperti Soeharto. Meski pernah di kemiliteran bahkan menjadi pahlawan perang dalam Perang Dunia II, Marcos terpilih melalui Pemilihan Umum 1965, setelah lama menjadi anggota Kongres.

Terpilihnya Marcos diantaranya juga berkat bantuan popularitas istrinya, Imelda Romualdez-Marcos, yang mantan kandidat kontes kecantikan Miss Manila 1953. Ibu Bongbong Marcos, juga tidak kalah sohornya sebagai Ibu Negara Filipina.

Imelda adalah simbol kemewahan Filipina di masa Perang Dingin. Sekitar 20 tahun keluarga Marcos hidup di Istana Malacanang Manila. Imelda dikenal sebagai kolektor sepatu yang jumlahnya di atas 2 ribu pasang dan sekitar juga kolektor seribuan bra.

Bongbong Marcos sendiri sebelum ikut pemilihan pernah menjadi anggota Kongres, Senat, bahkan Gubernur. Setelah lama mengasingkan diri di Amerika Serikat, keluarga Marcos kembali ke Filipina.

Sisa pendukung Ferdinand Marcos Sr masih setia mendukung. Tak hanya Bongbong yang terjun ke dunia politik tapi juga Maria Imelda Josefa Romualdez Marcos alias Imee Marcos, kakak perempuan Bongbong, menjadi anggota Senat. Imelda Marcos sendiri juga menjadi anggota Kongres.

Reuters menyebut perhitungan tidak resmi menunjukkan Bongbong Marcos telah melampaui 27,5 juta suara yang dibutuhkan. AFP melaporkan Bongbong menang telak dari lawannya. Bongbong menang dengan berpasangan dengan Sara Duterte, putri daripada Presiden Rodrigo "Rody" Roa Duterte.

Satu dekade terakhir, Rodrigo Duterte yang dikenal karena perangnya kepada Narkoba, sangat besar pengaruhnya di Filipina. Rodrigo Duterte dianggap punya pengaruh dalam dalam kemengan Bongbong Marcos dan Sara Duterte. Terulangnya kejayaan keluarga Marcos, serta masih berjayanya keluarga Duterte adalah simbol kemenangan sayap kanan Filipina.

Ada sedikit kemiripan para pemilih di Filipina dengan di Indonesia. Pemilih muda di Indonesia, banyak yang lahir setelah kejatuhan Soeharto pada 1998 dan tidak merasakan dampak pemerintahan Soeharto yang otoriter. Sementara itu, Marcos Sr. yang jatuh 1986 oleh People Power, tentu lebih jauh lebih baik daripada Soeharto.

Generasi muda Filipina masa kini bukan mereka yang mengalami kesengsaraan era Marcos yang otoriter. Reuters mencatat Bongbong Marcos lebih serius berkampanye di sosial media ketimbang ikut debat calon presiden untuk mengadu gagasan. Pesannya yang mengusung persatuan sendiri cukup ambigu.

Dinasti-dinasti Politik di Filipina

Bongbong Marcos ibarat George Walker Bush dari Amerika. Sama-sama anak Presiden yang akhirnya menjadi Presiden. Ferdinand Marcos Sr adalah anak Mariano Marcos (1897-1945) dan Josefa Edralin (1893-1988). Mariano Marcos adalah seorang pengacara yang juga anggota Kongres.

Jadi sejak era ayah Marcos, keluarga Marcos sudah menjadi orang berpengaruh dalam politik. Namun, Mariano Marcos harus bernasib malang karena dieksekusi oleh gerilyawan Filipina pada tahun 1945 karena dianggap propagandis dan kolaborator Jepang ketika Perang Dunia II. Namun, Marcos sebagai pahlawan perang yang melawan Jepang dalam Perang Dunia II, menyelamatkan wajah keluarga Marcos.

Maria Gloria Macaraeg Macapagal Arroyo juga seperti Bongbong Marcos. Gloria Macapagal-Arroyo adalah Presiden Filipina dari tahun 2001 hingga 2010. Gloria Macapagal-Arroyo adalah anak dari Diosdado Macapagal (1910-1997) yang menjadi Presiden Filipina dari 1961 hingga 1965. Sebelum Marcos menjadi Presiden Filipina.

Gloria Macapagal-Arroyo menjadi presiden pada 2001 setelah terjadi kudeta tak berdarah (Revolusi EDSA II). Di mana kudeta itu telah menggulingkan Presiden Joseph Estrada di tengah-tengah tuduhan korupsi. Suami dari Gloria Macapagal-Arroyo adalah pengusaha Jose Miguel Arroyo yang berasal dari Binalbagan, Negros Occidental.

Gloria Macapagal-Arroyo kira-kira mirip Megawati Sukarno yang anak dari Presiden Sukarno di Indonesia. Gloria Macapagal-Arroyo, bukan satu-satunya apalagi Presiden perempuan di Filipina. Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino (1933-2009) alias Cory Aquino adalah presiden perempuan pertama di Filipina, yang berkuasa dari 25 Februari 1986-30 Juni 1992.

Sebelum menjadi presiden, Cory Aquino harus mengalami hal mengerikan, yakni penembakan suaminya Benigno Simeon ''Ninoy'' Aquino Jr pada pada 21 Agustus 1983 di Bandara Internasional Manila. Ninoy yang mantan anggota Senat Filipina itu dianggap sebagai musuh yang berpeluang menggantikan Marcos sebagai Presiden. Ninoy ditembak ketika baru pulang dari Amerika.

Kematian Ninoy kemudian menumbuhkan People Power yang makin hari makin kuat sebagai oposisi Marcos di Filipina dan Cory Aquino lalu melesat dalam kancah politik Filipina dan akhirnya sukses menjadi presiden pada 1986. Cory Aquino tidak lama menjadi presiden, pada 1992 dia digantikan Jenderal Fidel Ramos.

Jejak politik Cory Aquino kemudian diteruskan anaknya. Benigno Simeon "Noynoy" Cojuangco Aquino (1960-2021), anak Cory Aquino dan Ninoy itu, yang dari Partai Liberal Filipina itu terpilih menjadi Presiden pada 2010 dan menjadi presiden hingga 2016. Rodrigo Duterte menggantikannya sejak 2016.

Jadi di Filipina selain ada Dinasti Marcos, Dinasty Aquino juga pernah ada. Dinasti Duterte tentu saja tergolong dinasti baru dalam kancah politik Filipina. Untuk perkara dinasti Politik, Filipina mirip dengan negara yang dulu pernah menjajahnya, Amerika Serikat. Di Amerika selain keluarga Bush, tentu saja ada keluarga Kennedy. Di Indonesia pun dinasti politik juga bukan hal aneh juga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Anak Eks Diktator Filipina Menangkan Pemilu Presiden


(pmt/pmt)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading