
Beijing Perketat Pembatasan Covid, Warga Teriak Frustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Beijing di China kembali memperketat pembatasan di seluruh kota, termasuk memerintahkan jutaan orang untuk bekerja dari rumah (work from home) dan hanya boleh tinggal di distrik mereka sendiri.
Melansir Straits Times, seluruh warga di dua dari 16 distrik di ibu kota China tersebut diberitahu untuk "menerapkan secara ketat bekerja dari rumah" dan tidak meninggalkan distrik mereka kecuali diperlukan. Aturan ini dianggap penduduk kota bukan sebagai pembatasan, tetapi penguncian de facto.
Kedua distrik tersebut termasuk Chaoyang atau Distrik Pusat Bisnis, dimana banyak kedutaan besar dan kantor pusat perusahaan multinasional berada, dan distrik Shunyi, yang bersebelahan dengan salah satu bandara Beijing.
Bisnis non-esensial seperti bioskop, museum, dan tempat karaoke; semua sekolah kecuali universitas; dan beberapa taman juga diperintahkan untuk ditutup untuk menekan kasus infeksi Covid.
Otoritas juga melarang makan di tempat. Puluhan stasiun kereta bawah tanah dan lebih dari 150 rute bus juga telah ditutup.
Pekerja restoran Pan Jianfa (34) mengatakan tindakan otoritas kota saat ini tidak "berbeda dengan penguncian".
"Ini mulai terasa seperti apa yang terjadi di Shanghai. Ada begitu banyak komunitas perumahan yang dikunci, Anda tidak bisa makan di restoran, Anda bahkan tidak bisa duduk di luar dan makan, dan sekarang Anda bahkan tidak bisa pergi ke taman," kata Pan, yang bekerja di restoran Italia populer di kawasan perbelanjaan Sanlitun di Chaoyang.
Senada dengan Pan, pengemudi pengiriman Qi Yongli (35) mengatakan meski langkah-langkah itu akan mengurangi risiko penularan, itu telah menyebabkan banyak restoran tutup.
"Jika Anda tidak mengizinkan makan di dalam, bagaimana orang akan melanjutkan bisnis?" kata Qi.
Beijing sendiri telah melaporkan lusinan kasus setiap hari, dengan 915 kasus dilaporkan sejak 22 April ketika sebuah cluster pertama kali terdeteksi di sekolah distrik Chaoyang. Kota tersebut melaporkan 50 kasus dalam 24 jam yang berakhir pada pukul 3 sore pada Senin (9/5/2022), dengan sembilan kasus diambil melalui pemeriksaan komunitas.
Selama akhir pekan, Perdana Menteri China Li Keqiang telah memperingatkan situasi pekerjaan yang "rumit dan serius" di Beijing dan Shanghai. Pusat keuangan melaporkan 3.947 kasus untuk hari Minggu, turun sedikit dari 3.975 kasus Sabtu lalu, tetapi tindakan penguncian telah diperketat.
China sendiri kini sedang berjuang melawan wabah Covid-19 terburuk sejak pandemi dimulai pada akhir 2019 silam.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cegah Kenaikan Covid-19, Beijing Tutup Stasiun Metro dan Bus