Internasional

Terungkap! Ini Cara China 'Membekingi' Rusia dari Belakang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 May 2022 07:00
Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China belum menyatakan sikap yang resmi dalam perang antara Rusia dan Ukraina. Meski begitu, beberapa laporan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Beijing saat ini sedang berusaha membantu Moskow.

Hal ini ditegaskan seorang diplomat AS kepada CNN International, baru-baru ini. Ia menyampaikan China telah mengungkapkan keterbukaannya untuk membantu militer Rusia, termasuk keuangannya, di perang Ukraina.

"AS menyampaikan kepada sekutunya di Eropa dan Asia bahwa China telah menunjukkan kesediaannya untuk membantu Rusia, yang telah meminta dukungan militer," tulis media AS itu mengutip sumber tersebut.

"Seorang pejabat juga mengatakan AS menyatakan dalam telegram bahwa China kemungkinan akan memberikan bantuan."

Hal ini dibantah keras oleh China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers mengatakan bahwa AS telah melakukan disinformasi.

"Baru-baru ini pihak AS telah menjajakan disinformasi terhadap China tentang masalah Ukraina dengan niat jahat," tuturnya.

"Posisi China dalam masalah Ukraina konsisten dan jelas, dan kami telah menjalankan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai," tambahnya.

China sendiri saat ini diketahui berkomunikasi intens dengan pihak Ukraina, Rusia, dan Barat terkait penyelesaian perang melalui dialog. Meski begitu, Beijing tidak ikut memberikan tekanan sanksi ekonomi pada Moskow.

Menlu China Wang Yi menyebutkan bahwa krisis ini juga diakibatkan oleh ekspansi NATO ke wilayah Timur. Menurutnya, pihak Barat perlu memposisikan Rusia dalam posisi yang setara. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa langkah sanksi ekonomi terhadap Moskow tidak akan menimbulkan perdamaian.

"China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi," kata Wang Yi, menurut pembacaan panggilan telepon dengan Menlu Spanyol Jose Manuel Albares.

"China pada prinsipnya menolak sanksi dan memiliki hak untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah... konflik Rusia di Ukraina adalah produk dari akumulasi dan intensifikasi kontradiksi keamanan Eropa selama bertahun-tahun," tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular