
Jokowi Setop Ekspor CPO, Malaysia & Thailand Pesta Pora!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia secara resmi menerapkan larangan ekspor minyak sawit mentah atau CPO ke luar negeri mulai Kamis (28/4) lalu. Presiden Joko Widodo mengatakan hal ini dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Khususnya pada produk olahan CPO seperti minyak goreng.
"Dalam rapat tersebut telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng," kata Jokowi Jumat (22/4/2022).
Meski dilakukan demi memenuhi kebutuhan dalam negeri, larangan tersebut justru menguntungkan negara tetangga, Malaysia. Ini karena banyak negara di dunia bergantung pada hasil produksi minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia. Keduanya menghasilkan 84% produksi dunia dan menguasai 89% pangsa pasar dunia.
Karena itulah, absennya Indonesia dari pasokan minyak sawit dunia jelas akan membuat Malaysia diuntungkan sebagai alternatif pilihan minyak sawit bagi banyak negara. Hal ini diperkuat pernyataan dari Public Investment Bank (PIB) Malaysia yang mengatakan dengan adanya larangan ekspor dari Indonesia, importir minyak sawit akan mengalihkan permintaannya ke Negeri Jiran.
"Langkah mengejutkan datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas pengetatan pasokan minyak nabati global. Menanggapi langkah tak terduga, harga minyak kedelai melonjak ke rekor tertinggi US$ 1.795 per ton dan minyak sawit berjangka naik MYR 36 menjadi 6.349 per ton," sebut PIB Malaysia, dikutip MalayMail.
Tidak hanya Malaysia, larangan CPO Indonesia juga akan menguntungkan pasar sawit negara Asia Tenggara lainnya, yakni Thailand.
Manajer Penjualan Phillip Futures yang berbasis di Kuala Lumpur Marcello Cultrera mengatakan, larangan ekspor CPO Indonesia yang dimulai sejak 28 April 2022 lalu memberi keuntungan bagi produsen lainnya.
"Kebijakan tersebut akan menyebabkan peningkatan permintaan asing beralih ke Malaysia dan Thailand," ujarnya, dilansir Reuters, Minggu (8/5/2022).
Dia pun memperkirakan ekspor Indonesia bakal tergerus menjadi 1,5 juta ton, yang mengarah pada persediaan yang tinggi mulai Mei 2022.
(Eqqi Syahputra/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batas Harga Minyak Goreng Bakal Naik, Masyarakat Siap-siap!