
Singapura Teriak Soal Dampak Perang Rusia-Ukraina, Suram?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan yang masih terjadi antara Rusia dan Ukraina memicu komentar dari banyak pihak. Baru-baru ini Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menilai kondisi tersebut memiliki pengaruh yang luas di dunia dan di Singapura.
Langkah AS dan negara-negara NATO meningkatkan pasokan senjata dan bantuan militer ke Ukraina bakal semakin memperparah pertempuran. Apalagi Rusia melihat perang tersebut sebagai perjuangan melawan banyak negara Barat, dan bahkan menyatakan bahwa ada bahaya nyata Perang Dunia III.
"Semakin lama perang berlanjut, semakin besar risiko konflik meningkat," kata dia sebagaimana dikutip dari Channel News Asia (CNA), Selasa (3/5/22).
Perdamaian, kata dia, akan tetap sulit dipahami, bahkan jika gencatan senjata dapat dilakukan. Saat ini, perang tidak hanya antara Rusia dan Ukraina lagi, melainkan "hubungan" antara Rusia dan negara-negara yang mendukung Ukraina.
"Yang paling mendasar, serangan Rusia terhadap Ukraina telah merusak tatanan global yang merupakan aturan dan norma dasar bagi negara-negara besar dan kecil untuk berinteraksi dengan baik satu sama lain", tambah Lee.
"Keamanan kita, keberadaan kita, tergantung pada aturan hukum internasional. Dan itulah mengapa Singapura mengambil sikap tegas, mengutuk serangan itu dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia," ia menekankan.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase karena perang Rusia-Ukraina. Perang diyakini akan meningkatkan inflasi.
Pertumbuhan global jangka menengah diperkirakan turun sekitar 3,3%, dibanding rata-rata 4,1% di 2004 hingga 2013 dan 6,1% di 2021. Bank Dunia juga meramal serupa bahwa pertumbuhan 2022 dipangkas 3,2%.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Perang Rusia-Ukraina Berakhir? Ini Prediksi Terbarunya