Hepatirangga, Tradisi di Wakatobi Saat Penghujung Ramadan

Advertorial, CNBC Indonesia
29 April 2022 00:00
adv mahakarya

Kepulauan Wakatobi terkenal dengan pesona alam bawah lautnya, keindahan itu terbentang dari pulau Wangi-Wangi, Kadelupa, Tomia, dan Binongko. Pesatnya perkembangan wisata dari kepulauan yang berada di Sulawesi Tenggara ini juga terlihat dari ragam suku, budaya, serta produk ekonomi kreatif yang dihasilkan.

Tak heran Wakatobi menjadi salah satu Destinasi Pariwisata Prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, Wakatobi diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi yang berdampak langsung kepada pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air serta dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

"Saya sangat bangga dengan Wakatobi, kepulauan ini sungguh memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan seperti adanya Desa Wisata Liya Togo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yang berhasil masuk 50 besar sebagai desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, kekayaan alam bawah lautnya, hingga budaya yang memiliki daya tarik serta wahana promosi kepada wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar Sandiaga.

Nah, salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Wakatobi adalah tradisi Hepatirangga. Tradisi Hepatirangga merupakan kebudayaan yang secara turun-temurun telah diwariskan beberapa generasi masyarakat Wakatobi di penghujung bulan Ramadan. Seperti apakah tradisi Hepatirangga ini?

Sembari menelaah budaya masyarakat Wakatobi, jangan lupa ikutan PUKIS atau Pesona Punya Kuis setiap hari Selasa yang diadakan dua minggu sekali. Caranya? Follow akun Instagram @pesona.indonesia lalu like postingan terbaru PUKIS pada feed. Jawab pertanyaan di kolom komentar dan jangan lupa mention 3 temanmu untuk ikutan kuis ini, ya! Raih ragam hadiah menarik dari Pesona Indonesia. Sementara bagi yang ingin mudik, jangan lupa vaksin booster dan selalu patuhi protokol kesehatan agar mudik kita aman dan sehat.

1. Keunikan Tradisi Hepatirangga di Penghujung Ramadan.

Hepatirangga merupakan tradisi mewarnai kuku menggunakan daun pacar tradisional yang dilakukan masyarakat Wakatobi, baik laki-laki maupun perempuan. Tradisi ini biasanya diadakan pada malam Lailatul Qadar atau pada saat malam ke-27, bahkan sebagian masyarakat melakukannya menjelang Lebaran.

Tradisi Hepatirangga konon sudah ada sejak zaman dahulu sebagai tanda masyarakat Wakatobi bersyukur telah melewati malam Lailatul Qadar dan berharap berjumpa kembali di tahun berikutnya.

Sebelumnya tradisi Hepatirangga masih dilakukan dengan cara yang sangat tradisional, yakni daun pacar dikunyah sampai halus kemudian hasil kunyahan tersebut diletakkan di atas kuku. Kemudian jari tangan dibungkus lagi menggunakan dedaunan, lalu diikat dengan tali. Tetapi sekarang, proses itu telah ditinggalkan, tradisi Hepatirangga bisa menggunakan daun pacar yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional.

Anda dapat menjumpai tradisi Hepatirangga ini di wilayah Kelurahan Wanci, Wakatobi. Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam hari setelah salat tarawih.

2. Tradisi Hepatirangga sebagai Pertunangan

Bagi yang ingin menikah, tradisi Hepatirangga juga memiliki makna pendekatan (ta'aruf) atau pertunangan bagi muda-mudi yang memiliki ketertarikan satu sama lain. Daun pacar tradisional ini digunakan sebagai tanda di jari atau pengikat calon pasangan yang kemudian dilangsungkan acara pernikahan setelah Idulfitri.

3. Tradisi Hepatirangga sebagai Pengobatan

Sebagian masyarakat mengatakan bahwa Hepatirangga memiliki manfaat untuk pengobatan, yaitu mengatasi suhu panas tubuh atau demam, bahkan dapat mengobati bagian tubuh yang mengalami pembengkakan. Suhu panas tubuh akan reda apabila dibaluri dengan daun hepatirangga, karena daun tersebut memiliki karakter yang sangat dingin. Demikian berbagai makna tradisi Hepatirangga yang dijalankan oleh masyarakat Wakatobi selama turun-temurun. Gimana, tertarik mengenal tradisi lain sembari berkunjung menikmati pesona Wakatobi?

Satu lagi yang seru untuk Anda di seluruh Indonesia! Ikuti Sayembara Akamsi (Ambassador Kampung Sini), temukan pesona tersembunyi di lingkungan sekitar Anda, dan bagikan dalam bentuk foto atau video ke akun IG @pesona.indonesia.

Periode kompetisi ini berlangsung mulai 15 Maret hingga 15 Mei 2022. Para pemenang akan dinobatkan menjadi Akamsi alias #AmbassadorKampungSini dan berpeluang mendapatkan hadiah uang tunai, iphone 13 Pro Max, hingga paket e-wallet senilai jutaan rupiah. Syarat dan ketentuan Sayembara Akamsi, bisa Anda lihat di akun IG @pesona.indonesia dan akun TikTok @pesonaindonesia.

Informasi mengenai destinasi wisata dan inspirasi ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja juga bisa Anda dapatkan dengan cara follow akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok: @pesonaindonesia, YouTube Pesona Indonesia, dan mengunjungi website www.indonesia.travel.


(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB

Most Popular