
Apa yang Akan Terjadi Bila Rusia Setop Gas Seluruh Eropa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia resmi memutuskan untuk menyetop aliran gas ke dua negara Eropa, Polandia dan Bulgaria, Rabu (27/4/2022). Hal ini dilakukan karena kedua negara itu menolak untuk membayar gas dengan rubel.
Penggunaan mata uang rubel adalah balasan Rusia ke negara-negara yang dianggap tak bersahabat, karena memberi sanksi akibat serangan Kremlin ke Ukraina. Pengumuman sudah diberitahukan sejak akhir Maret.
Langkah terbaru Moskow memicu kekhawatiran di wilayah Benua Biru bahwa Rusia mungkin saja memutus aliran gasnya ke semua negara. Pasalnya, Eropa mendapatkan 40% pasokan gasnya dari Rusia, mengirim sekitar 155 miliar meter kubik (bcm) ke wilayah itu tahun lalu.
Lalu apa yang akan terjadi bila Rusia benar-benar memotong aliran gasnya?
1. Resesi?
Beberapa ekonom telah memperingatkan bahwa akan timbul resesi yang cukup tajam bila hal ini dilakukan. Mereka menyebut negara yang akan sangat terdampak oleh hal ini adalah Jerman, yang notabenenya ekonomi terbesar di Benua Biru.
"Jika pasokan gas diputus, ekonomi Jerman akan mengalami resesi yang tajam. Dalam hal kebijakan ekonomi, penting untuk mendukung struktur produksi yang dapat dipasarkan tanpa menghentikan perubahan struktural," kata Stefan Kooths, wakil presiden dan direktur riset untuk siklus bisnis dan pertumbuhan di Kiel Institute seperti dikutip CNBC International, Kamis.
"Perubahan ini akan mempercepat industri padat gas bahkan tanpa boikot, karena ketergantungan pada pasokan Rusia, yang telah tersedia dengan harga yang menguntungkan hingga saat ini, bagaimanapun juga harus diatasi dengan cepat."
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan awal bulan ini bahwa kawasan euro akan tumbuh 2,8% di 2022. Ini 1 poin persentase lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang dibuat sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
"Gas Rusia itu berbeda. Tantangannya (bila diputus) jauh lebih besar," kata CEO UBS Ralph Hamers.
"Itu benar-benar karena sebagian besar industri bergantung pada gas sebagai komoditas dasar untuk membuat produk mereka ... jadi itulah yang dapat menyebabkan efek turunan, khususnya dalam ekonomi Eropa."
2. Ada Alternatif Lain?
Eropa menyebutkan bahwa mereka sudah mulai menyiapkan beberapa alternatif. Hal ini juga sebenarnya telah dilakukan Benua Biru itu sebelum serangan Rusia ke Ukraina.
Norwegia, yang merupakan produsen gas alam terbesar di Eropa, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan peningkatan produksi. Dari seberang samudra, Amerika Serikat (AS) menyatakan akan bekerja untuk menyuplai 15 bcm ke Eropa.
Untuk wilayah Selatan Eropa akan dibantu oleh jaringan distribusi gas dari Azerbaijan. Gas itu akan disalurkan melalui pipa Trans Adriatik ke Italia dan Pipa Gas Alam Trans-Anatolia (TANAP) melalui Turki.
Selain itu, UE juga sedang mencari pasokan gas dari Qatar. Brussels memprediksi bila pasoka gas Qatar dan AS digabungkan, maka mereka akan mendapat 60 bcm per tahunnya.
3. Mencari Sumber Baru?
Beberapa negara berusaha untuk mengisi kesenjangan dalam pasokan energi dengan beralih ke impor listrik, meningkatkan pembangkit listrik nuklir, membangun pusat energi terbarukan, dan juga memperpanjang masa beroperasinya pembangkit batu bara.
Proyek angin dan surya baru di Eropa dapat menggantikan 20 bcm permintaan gas tahun ini. Kapasitasnya akan ditambah tiga kali lipat pada tahun 2030 dengan meningkatkan 480 GW angin dan 420 GW energi matahari. Bila ini dilakukan. pada 2030 Eropa dapat menghemat 170 bcm per tahun.
"Menurunkan termostat sebesar 1°Celcius dapat menghemat tambahan 10 bcm tahun ini, sementara pada tahun 2030, mengganti boiler gas dengan 30 juta pompa panas dapat menghemat 35 bcm," ujar rilis UE.
Sementara itu, dalam jangka waktu dekat, beberapa negara telah mengaktifkan kembali pembangkit batu baranya sejak pertengahan 2021 karena melonjaknya harga gas.
Awal bulan ini, bagaimanapun, UE mengatakan pihaknya berencana untuk melarang impor batubara Rusia mulai Agustus. Untuk menyiasati ini, beberapa anggota UE dilaporkan telah mencari pasokan alternatif dari Australia, Kolombia, dan AS.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas Lagi! Eropa Warning Rusia, Siap-siap Gas Jadi Korban
