
6 Fakta Baru Ukraina: RI Undang ke Bali-UNWTO "Tendang" Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia -Serangan Rusia ke Ukraina masih terus terjadi. Bahkan pertempuran dilaporkan terus memanas di beberapa titik.
Bukan hanya itu, situasi geopolitik kawasan terutama Eropa juga masih tegang. Apalagi kalau bukan karena pembalasan sanksi Barat yang dilakukan Rusia.
Mengutip beberapa sumber, CNBC International, Reuters, dan CNN International, berikut rangkuman terbaru perang Rusia dan Ukraina, Rabu (27/4/2022) hingga Kamis:
1. Pertempuran Sengit di Kherson
Pertempuran sengit masih terlihat di Kherson, Rabu. Kota Ukraina itu sebelumnya dilaporkan telah jatuh ke tangan Rusia, awal pekan ini.
Kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti mengatakan Ukraina telah menembakkan tiga rudal ke kota itu. "Dua dari rudal telah ditembak jatuh," tulis kantor berita itu.
Dalam insiden terpisah di selatan Ukraina, para pejabat di Odesa mengatakan pertahanan udaranya telah mencegat pesawat pengintai Rusia di lepas pantai kota. Ibu kota Ukraina Kyiv sendiri, kini menerapkan kembali jam malam hingga Jumat, karena takut serangan Rusia.
2. Pentagon Kirim Howitzer ke Ukraina
Amerika Serikat (AS) terus berkomitmen membantu Ukraina melawan Rusia. Negara itu akan mengirimkan 90 Howitzer, senjata jarak jauh, ke bekas Uni Soviet itu.
"Hari ini, musk tak menyebutkan jumlahnya, lebih dari setengah Howitzer itu ada di Ukraina," kata Juru Bicara Pentagon John Kirby.
Sebelumnya 50 warga Ukraina sudah dilatih AS untuk menggunakan senjata tersebut. AS akan melakukan pelatihan baru dalam waktu dekat.
3. Lembaga PBB "Tendang" Rusia
Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) menangguhkan keanggotaan Rusia dalam sidang luar biasa, kemarin. Ini terkait serangan ke Ukraina yang masih berlangsung.
Rusia sendiri mengumumkan penarikan diri dari UNWTO beberapa jam sebelum sidang luar biasa dimulai. "Pihak Rusia tidak menganggap perlu untuk terus bekerja di UNWTO, yang kepemimpinannya membenarkan politisasi kegiatannya dan secara terbuka mendukung diskriminasi terhadap negara kita," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.
4. Rusia Putus Gas Polandia-Bulgaria
Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar merealisasikan ancamannya ke negara "tak bersahabat". Rusia bahkan memutus gas ke dua negara Eropa yang menolak membayar energi dalam mata uang rubel.
Ini terjadi ke Polandia dan Belgia. Pengumuman diberikan BUMN Rusia, Gazprom, ke operator gas kedua negara, PGNiG dan Bulgaria Selasa dan pemutusan dilakukan Rabu.
"Pada 26 April 2022, Gazprom memberi tahu PGNiG tentang niatnya untuk sepenuhnya menangguhkan pengiriman ...pada 27 April," kata PGNiG.
"Bulgargaz menerima pemberitahuan hari ini, 26 April, bahwa pasokan gas alam dari Gazprom akan dihentikan mulai 27 April," kata Kementerian Ekonomi Bulgaria.
Hal ini menimbulkan reaksi dari keduanya, UE dan Inggris. Mereka menyebut Rusia melakukan "pemerasan".
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Komisi UE Ursula von der Leyen mengatakan bahwa keputusan Rusia merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima.
"Kami siap untuk skenario ini. Kami sedang memetakan respons UE kami yang terkoordinasi. Warga Eropa percaya bahwa kita bersatu dan dalam solidaritas dengan negara-negara Anggota yang terkena dampak," ujarnya dalam akun Twitter resmi.
Hal yang sama juga diutarakan Presiden UE Charles Michel. Ia mengatakan sedang berkoordinasi dengan Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki dan PM Bulgaria, Kiril Petkov.
"Keputusan Gazprom untuk memotong pasokan gas ke beberapa negara Anggota UE adalah langkah sepihak agresif lainnya oleh Rusia," cuitnya.
5. Antonio Guterres Temui Zelensky
Sementara itu, Kamis ini, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal ini dikatakan Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah pengarahan pada hari Rabu.
"Sekjen PBB melakukan perjalanan Rabu pagi dari Polandia ke Ukraina dan baru-baru ini tiba di Kyiv, di mana dia akan bertemu Zelenskyy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba," katanya.
"Kami mengharapkan dia untuk berbicara kepada pers juga," tambahnya.
6. RI Undang Ukraina ke G20 Bali
Indonesia dilaporkan mengundang Ukraina untuk hadir ke G20 Bali. Ini terungkap dari cuitan di media sosial Presiden Volodymyr Zelensky, Rabu malam.
"Telah berbicara dengan Presiden (bendera RI) Jokowi. Terima kasih untuk mendukung (bendera Ukraina) kedaulatan dan integritas teritorial, khususnya untuk posisi yang jelas di PBB. Keamanan pangan adalah isu yang dibicarakan," ujarnya, dikutip CNBC Indonesia, Kamis.
"Sangat menghargai undangan ke saya untuk hadir ke pertemuan G20," tambahnya.
Desakan untuk mengundang Ukraina ke forum memang disampaikan sejumlah negara. Ini seiring dengan tetap diperbolehkannya Rusia dalam forum tersebut.
Rusia memang anggota G20. Namun semenjak serangan ke Ukraina yang dimulai 24 Februari, sejumlah negara anggota seperti Amerika Serikat (AS) hingga Kanada, memintanya diboikot.
Apalagi sebelumnya ada kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin hadir ke acara puncak di Bali akhir tahun. Hal itu sempat dikatakan Duta Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta Lyudmila G. Vorobyova.
Pada pertemuan menteri ekonomi negara anggota pekan lalu, sejumlah negara melakukan walk out saat kontigen Rusia berbicara. Ini merupakan aksi protes karena perang Rusia yang dianggap tak berdasar.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Fakta Terkini Perang Rusia vs Ukraina, Respons PBB-Minyak