Internasional

Dua Ledakan Guncang Wilayah Dekat Moldova, Perang Meluas?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 April 2022 18:20
A woman walks next to a damaged building after a Russian bombardment in Kharkiv, Ukraine, Tuesday, April 19, 2022. Russia ratcheted up its battle for control of Ukraine’s eastern industrial heartland on Tuesday, intensifying assaults on cities and towns along a front hundreds of miles long in what officials on both sides described as a new phase of the war. (AP Photo/Felipe Dana)
Foto: AP/Felipe Dana

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi dua ledakan yang merusak sebuah menara radio di wilayah Transnistria, negara pecahan Moldova yang diakui secara terbatas dan berbatasan dengan Ukraina.

"Pada pagi hari tanggal 26 April, dua ledakan terjadi di desa Maiac, distrik Grigoriopol: yang pertama pada 6:40 dan yang kedua pada 7:05," kata Kementerian Dalam Negeri Transnistria, dilansir Reuters, Selasa (26/4/2022).

Tidak ada warga yang terluka, tetapi dua tiang antena radio yang menyiarkan radio Rusia rusak dan tidak dapat digunakan.

Akibat insiden tersebut, Presiden Moldova Maia Sandu pada Selasa (26/4/2022) menyerukan pertemuan Dewan Keamanan Tertinggi negara untuk menanggapi insiden itu.

"Dewan Keamanan Tertinggi akan bertemu mulai pukul 13:00 di kepresidenan. Setelah pertemuan itu, pukul 15:00 Presiden Maia Sandu akan mengadakan jumpa pers," kata kantor pers presiden dalam sebuah pernyataan.

Ledakan tersebut menyusul sejumlah ledakan yang menghantam Kementerian Keamanan Negara Transnistria di ibukota regional, Tiraspol, sebagaimana dilaporkan televisi lokal pada Senin (24/4/2022).

Pejabat setempat mengatakan bangunan itu telah ditembaki oleh penyerang tak dikenal dengan peluncur granat. Pemerintah Moldova mengatakan ledakan Tiraspol ditujukan untuk menciptakan ketegangan di wilayah yang tidak dapat dikendalikannya.

Adapun, pihak berwenang Moldova sangat sensitif terhadap tanda-tanda meningkatnya ketegangan di Transnistria, terutama sejak Rusia menyerang Ukraina.

Sebagai informasi, Rusia telah memiliki pasukan secara permanen yang berbasis di Transnistria sejak runtuhnya Uni Soviet. Kyiv khawatir wilayah itu dapat digunakan sebagai landasan peluncuran serangan baru ke Ukraina.

Pekan lalu, seorang pejabat senior militer Rusia mengatakan fase kedua dari "operasi militer khusus" termasuk rencana untuk mengambil kendali penuh atas Ukraina selatan dan meningkatkan aksesnya ke Transnistria.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Makin Luas! Tetangga Ukraina Ini Diserang Drone

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular