Internasional

Ini 4 Jurus Rusia yang Diyakini Bikin Sanksi Barat Gak Ngefek

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/04/2022 19:42 WIB
Foto: Infografis/ Putin Ancam Perang Negara-Negara yang Sanksi Rusia/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi dan keuangan terhadap Rusia. Hal ini untuk merespons serangan Moskow yang dilancarkan kepada tetangganya, Ukraina.

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa sanksi ini justru tidak membawa dampak yang berarti bagi Negeri Beruang Merah itu. Bahkan, Putin justru melancarkan aksi balasan atas sanksi negara-negara Barat itu.


"Tidak seorang pun yang memperkirakan sanksi macam apa yang dapat dijatuhkan Barat dapat berpikir seperti ini," Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengakui pada bulan Maret, merujuk pada pembekuan setengah dari cadangan Rusia senilai US$ 600 miliar.

Tak hanya itu, Kremlin juga mulai membuat program-program yang merujuk pada kemandirian ekonomi negara itu. Berikut deretan program tersebut sebagaimana dikutip CNN International, Jumat (22/4/2022).

1. Mendesain ulang Lada

Merek mobil domestik era Soviet ikonik Rusia ini sangat bergantung pada suku cadang impor. Avtovaz, yang memproduksi Lada, dimiliki oleh pembuat mobil Prancis Renault.

Pada 24 Maret, sebagai tanggapan atas berita bahwa Renault keluar dari pasar Rusia, Avtovaz mengungkapkan bahwa mereka harus segera mendesain ulang beberapa model sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada komponen impor.

Perusahaan tidak merinci model mana yang akan terpengaruh, tetapi mengatakan mereka akan tersedia secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. Namun beberapa hal yang dilakukan antara lain menghilangkan fitur tambahan seperti ABS.

2. Memikat Instagrammer ke Vkontakte.

Instagram adalah jejaring sosial teratas di Rusia berdasarkan pengguna bulanan, menurut firma analisis media sosial Brand Analytics. Vkontakte, Facebook versi domestik Rusia, berada di urutan kedua.

Sejak serangan, dan terutama sejak regulator komunikasi Rusia memutuskan akses ke Facebook dan Instagram bulan lalu, Vkontakte telah melakukan segala cara untuk memikat pembuat konten ke platformnya.

Vkontakte menawarkan promosi gratis di platform untuk setiap pembuat konten yang telah pindah dari platform lain atau mengaktifkan kembali halaman mereka sejak 1 Maret. Perusahaan juga telah menerbitkan langkah-demi-langkah panduan untuk meluncurkan bisnis di Vkontakte.

Data Vkontakte sendiri menunjukkan ini bisa berhasil. Pengguna bulanan mencapai rekor lebih dari 100 juta pada bulan Maret. Menurut Brand Analytics, Instagram kehilangan hampir setengah dari pengguna aktif berbahasa Rusia antara 24 Februari dan 6 April.

3. Kartu kredit sendiri

Rusia telah mempersiapkan isolasi keuangan sejak beberapa bank terbesarnya terkena sanksi setelah aneksasi Krimea. Dalam beberapa hal, itu terbayar. Sistem Kartu Pembayaran Nasional Rusia dan sistem kartu bank yang dibangun di atasnya, yang dikenal sebagai "Mir", telah tumbuh secara eksponensial.

Menurut bank sentral Rusia, lebih dari 113 juta kartu Mir diterbitkan pada tahun 2021, naik dari total 1,76 juta pada akhir 2016. Tahun lalu, sekitar seperempat dari semua pembayaran kartu di Rusia dilakukan dengan kartu Mir.

Pertumbuhan ini, kata para ahli, sebagian besar merupakan langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Rusia.

"Mereka tidak membuatnya sangat menarik bagi orang Rusia biasa sebelum invasi," kata Maria Shagina, seorang rekan senior tamu di Institut Urusan Internasional Finlandia.

4. Menambah lapangan pekerjaan.

Pengangguran massal, menurut Elina Ribakova, wakil kepala ekonom di Institut Keuangan Internasional di Washington, belum muncul di Rusia, tetapi itu adalah salah satu hal yang paling ditakuti Kremlin karena potensinya untuk memicu perbedaan pendapat terkait langkah serangan ke Ukraina.

Lebih dari 15.000 orang ditangkap di Rusia pada minggu-minggu awal konflik karena mengambil bagian dalam protes anti-perang, dan Kremlin telah secara efektif membungkam media independen dengan mengkriminalisasi apa yang dianggapnya sebagai "informasi palsu."

"Semakin mereka menekan demonstrasi, semakin saya mengerti bahwa mereka khawatir tentang pengangguran," katanya.

Kota Moskow sedang mencoba untuk mengatasi potensi masalah pengangguran dengan program untuk melatih dan mempekerjakan orang-orang yang pernah bekerja di perusahaan-perusahaan Barat. Walikota Moskow, Sergey Sobyanin, percaya hingga 200.000 pekerjaan berisiko.

Solusinya, menurut posting baru-baru ini di blognya, adalah memberi pekerjaan pada warga yang menganggur itu. Pilihan yang dia uraikan termasuk pekerjaan mengurus dokumen resmi seperti paspor dan akta kelahiran, bekerja di salah


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut