Aneh tapi Nyata, Kim Jong Un Puji Presiden Korsel, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan tindakan yang tidak biasa. Dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Korea Selatan yang akan segera lengser, Moon Jae-in, karena dinilai berupaya untuk memperbaiki hubungan yang rusak antarkedua negara.
Ucapan hangat itu datang dalam pertukaran surat kurang dari 3 minggu sebelum Moon lengser untuk digantikan oleh seorang pemimpin konservatif yang telah mengisyaratkan sikap yang lebih tegas terkait hubungannya dengan Korea Utara.
Media pemerintah Korut menjadi yang pertama melaporkan pertukaran surat dan pujian Kim kepada Moon.
"Kim Jong Un menghargai rasa sakit dan upaya yang diambil oleh Moon Jae-in untuk tujuan besar bangsa sampai hari-hari terakhir masa jabatannya," kantor berita negara Korea Utara KCNA melaporkan, dikutip Reuters, Jumat (22/4/2022).
Perlu diketahui, surat-surat itu datang di tengah panasnya hubungan Korut dengan Korsel-AS. Hal itu diperburuk oleh uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilakukan Korut pada bulan lalu.
Pertukaran surat itu juga terjadi ketika perwakilan khusus AS untuk Korea Utara Sung Kim berada di Korea Selatan untuk melakukan pembicaraan terkait uji coba rudal Korut. Utusan AS mengatakan dia terbuka untuk duduk dengan Korea Utara kapan saja tanpa prasyarat, tetapi tidak jelas apakah surat Moon secara khusus mengusulkan pertemuan tersebut.
Sementara itu, berdasarkan keterangan juru bicaranya, Moon mengatakan "era konfrontasi" harus diatasi dengan dialog, dan keterlibatan antar-Korea sekarang menjadi tugas pemerintahan berikutnya. Moon juga menyatakan harapan untuk dimulainya kembali pembicaraan denuklirisasi AS-Korea Utara dengan cepat.
Di sisi lain, para analis menyangsikan tindakan Korut tersebut dapat meredakan ketengan yang selama ini terjadi. Alih-alih, sanjungan Kim terhadap Moon justru bisa dianggap sebagai 'sindiran' terhadap Yoon Suk-yeol, Presiden Korsel terpilih, yang bertanggung jawab atas memanasnya hubungan antarkedua negara.
"Ini lebih terlihat seperti langkah lain dalam membangun dalih untuk menyalahkan Yoon atas eskalasi lebih dari Korea Utara," kata Markus Garlauskas, seorang rekan senior di Dewan Atlantik dan mantan intelijen nasional AS.
Yang Moo-jin, seorang profesor di University of North Korean Studies di Seoul, mengatakan surat-surat itu dapat memberi sinyal kepada Yoon sebagai presiden terpilih bahwa pintu kerja sama masih terbuka, dan potensi uji coba nuklir ketujuh oleh Korea Utara atau tindakan masa depan lainnya akan bergantung pada pendekatan Yoon.
(luc/luc)