
BMKG 'Ramal' Es di Puncak Jayawijaya Papua Punah Tahun 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi es di Puncak Jaya Wijaya Papua punah pada 2025. Prediksi itu dibeberkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Penyusutan gunung es Puncak Jayawijaya yang diteliti oleh BMKG diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jaya Wijaya lagi," ujarnya.
Menurut dia, saat ini luas area es di Puncak Jayawijaya hanya tinggal 1% dari sebelumnya 200 kilometer persegi menjadi 2 kilometer persegi.
Berdasarkan data BMKG, pada Juni 2010, ketebalan es di sana mencapai 31,49 meter. Tebal es kemudian berkurang 5,26 meter dari 2010-2015 dengan rata-rata 1,05 meter per tahun.
Tebal es berkurang 5,7 meter dari November 2015-November 2016 (tahun El Nino kuat). Per Februari 2021 susut es di Puncak Jayawijaya telah mencapai 23,46 meter.
Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Klimatologi BMKG Donaldi Permana mengatakan, pemanasan global merupakan penyebab utama mencairnya gletser di Puncak Jayawijaya. Menurut dia, ini terjadi sejak revolusi industri tahun 1850 di mana negara-negara maju bergeser dari ekonomi agraris ke ekonomi industri yang didominasi oleh industri yang melepaskan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan suhu lebih hangkat.
"Tapi kami baru tahu setelah tahun 1990-an bahwa gletser (Indonesia) mencair," katanya kepada Channel News Asia seperti dikutip, Jumat (22/4/2022).
Gunung Jayawijaya terletak di Taman Nasional Lorentz dan memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Ia merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Beberapa orang juga menyebutnya Cartensz Pyramid karena gunung ini memiliki beberapa puncak dengan nama yang berbeda.
Lebih lanjut, Donal di mengatakan, gletser tropis lainnya di Amerika Selatan dan Afrika juga mencair. Namun, karena ketinggian Puncak Jayawijaya lebih rendah dibandingkan dengan gunung-gunung lain dengan gletser tropis, maka es di Puncak Jayawijaya di Papua akan lebih cepat hilang.
(miq/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bumi Panas Mendidih, Kepala BMKG Beberkan Rekor Suhu 2023