Internasional

Pentagon Warning, Perang Rusia-Ukraina Makin Mengerikan?

sef, CNBC Indonesia
21 April 2022 04:00
Tanks of pro-Russian troops drive along a road during Ukraine-Russia conflict near the southern port city of Mariupol, Ukraine April 17, 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina diyakini akan makin memanas ke depan. Hal ini diutarakan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS), Rabu (20/4/2022).

Pentagon menyebut serangan Rusia yang kini berpusat di Ukraina Timur, Donbass, adalah awal dari operasi yang lebih besar. Donbass sendiri adalah pusat milisi pemberontak pemerintah Kyiv.

"Kami pikir serangan ini adalah awal dari operasi ofensif yang lebih besar yang direncanakan Rusia untuk dilakukan," kata pejabat Kemhan AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk berbagi rincian baru dari penilaian Pentagon tentang perang, dikutip CNBC International.

Pejabat itu menambahkan bahwa AS telah mengamati beberapa serangan darat. Termasuk beberapa tembakan jarak jauh dan pemboman artileri.

Ia juga mengatakan bahwa belum semua pasukan Rusia telah dikerahkan kembali ke pertempuran di Ukraina. Masih ada yang akan diapason ke beberapa unit.

AS sendiri kemarin berkomitmen kembali memberi paket bantuan ke Ukraina hingga US$ 800 juta. Paket itu juga termasuk altileri.

Minggu ini, AS juga telah mengirim meriam howitzer ke pasukan Ukraina, senjata berat yang membutuhkan pelatihan untuk digunakan. Senin, Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan anggota layanan AS akan melatih sejumlah kecil orang Ukraina tentang cara menggunakannya.

Sementara itu, Ukraina pun mengakui skala pertempuran yang makin meningkat terutama Donbass. Bahkan, kota Kreminna disebut telah jatuh ke tangan Rusia dan pertempuran hebat masih terjadi di Donetsk dan Izyum.

Meski Rusia mengaku fokus ke serangan di Ukraina timur, seorang pejabat kepresidenan mengatakan tak ada wilayah yang aman lagi di negara itu. Ini terjadi pasca wilayah Lviv yang aman di barat Ukraina, juga tak luput dari serangan Rusia.

Tiga serangan rudal mengenai gudang non militer sementara serangan rural lain menghantam bengkel tambal ban warga. Akibat serangan ini, sebanyak tujuh orang tewas.

Sejak diserang Rusia 24 Februari, UNHCR mencatat 5 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu. Mengutip data Dewan HAM PBB, per 15 April, setidaknya ada 1.982 warga sipil tewas dalam perang Rusia dan Ukraina dengan 2.651 orang terluka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Kalah, Pentagon Sebut Sebab Rusia Tarik Pasukan di Kyiv

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular