Internasional

Awas Putin Ngamuk, Rusia Dicap Negeri Sponsor Terorisme?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 April 2022 07:01
Russian President Vladimir Putin walks after delivering a speech during a gala show, marking the Defender of the Fatherland Day, at the Kremlin in Moscow, Russia February 22, 2018. REUTERS/Yuri Kadobnov/Pool
Foto: REUTERS/Yuri Kadobnov/Pool

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengaku tengah menjajaki kemungkinan untuk menetapkan Rusia sebagai negara sponsor terorisme. Hal tersebut sebagai dampak serangan Kremlin ke negeri tetangganya Ukraina.

Ini juga kelanjutan dari permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sebelumnya ia melakukan panggilan telepon terbaru dengan Presiden AS Joe Biden.

"Pejabat Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih secara terbuka mengatakan bahwa AS sedang mencermati aturan seputar penunjukan Rusia sebagai negara sponsor terorisme," tulis CNBC International, Rabu (20/4/2022).

"Tetapi mereka juga menekankan bahwa sanksi spesifik seperti embargo senjata, pembatasan perdagangan dan penangguhan bantuan asing, telah dikenakan pada Rusia. Ini menimbulkan keraguan tentang apa yang sebenarnya dapat dicapai oleh label negara teror pada saat ini."

Dalam deskripsi resmi Kementerian Luar Negeri AS, pelabelan negara sponsor terorisme adalah salah satu sanksi yang paling luas jangkauannya dalam persenjataan diplomatik Paman Sam. Biasanya diperuntukkan bagi "yang terburuk dari yang terburuk".

Untuk memenuhi syarat sebagai negara sponsor terorisme, suatu negara harus terlihat berulang kali memberikan dukungan untuk tindakan terorisme internasional. Saat ini ada empat negara yang terdaftar yakni Korea Utara (Korut), Kuba, Suria, dan Iran.

Sebelumnya Irak, Libya, Yaman dan Sudan juga masuk. Namun sudah dihapus setelah perubahan rezim politik.

"Jika AS memutuskan untuk menunjuk Rusia sebagai negara sponsor terorisme, nilai utamanya mungkin dalam negosiasi potensial," kata Profesor Universitas Rutgers Alexander Motyl.

"Di mana label tersebut dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar."

Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Pelabelan diyakini akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam teras hal tersebut.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS "Keukeuh" Melabeli Rusia Negara Sponsor Teroris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular