Internasional

Geger India Ribut dengan WHO soal Covid, Ini yang Terjadi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 April 2022 06:39
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - India kini sedang bermasalah dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal itu disebabkan jumlah kematian Covid-19 di negeri Bollywood yang disebut lembaga PBB jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.

Bagaimana kronologinya?

Ini berawal dari WHO yang menghitung bahwa sebenarnya angka kematian corona di 2021 lebih banyak dari yang selama ini tercatat. Setidaknya 15 juta orang telah meninggal secara global akibat pandemi tahun kemarin, dua kali lipat dari yang resmi dilaporkan.

Meski belum merilis angka-angka itu, kenaikan jumlah tertuju ke India. Pemerintah India diklaim tak melaporkan data yang sesungguhnya.

"Lebih dari sepertiga dari sembilan juta kematian tambahan diperkirakan terjadi di India, di mana pemerintah Perdana Menteri (PM) Narendra Modi telah menghitung sendiri sekitar 520.000," tulis New York Times, Selasa (19/4/2022).

"WHO akan menunjukkan korban negara itu setidaknya mencapai empat juta."

Perhitungan WHO ini bukan cuma dari data nasional India, tapi juga dari informasi baru di lokasi dan survei rumah tangga. WHO juga menggunakan model statistik yang bertujuan untuk memperhitungkan kematian yang terlewatkan.

"Ini bukan hanya penting untuk akuntansi global dan kewajiban moral bagi mereka yang telah meninggal, tetapi juga penting secara praktis," kata Direktur Pusat Penelitian Kesehatan Global di Toronto Kanada, dan anggota kelompok kerja ahli yang mendukung perhitungan kematian berlebih WHO, Dr. Prabhat Jha.

"Jika ada gelombang berikutnya, maka pemahaman yang benar tentang jumlah kematian adalah kunci untuk mengetahui apakah kampanye vaksinasi berhasil."

Seorang Juru Bicara WHO, Amna Smailbegovic mengatakan angka baru akan dirilis April ini. Asisten Direktur Jenderal WHO Dr Samira Asma mengakui ada penundaan tapi lebih karena konsultasi saja.

Sementara itu, India bersikeras metodologi WHO cacat. Negeri Modi itu mengatakan proses yang berlangsung tak kolaboratif dan tidak cukup representatif.

"Ketelitian ilmiah dan pengawasan rasional seperti yang diharapkan dari organisasi bertubuh seperti WHO," kata pernyataan pemerintah.

Dalam pernyataan lain, yang dikutip dari TRT World, Kementerian Kesehatan India menyebut permodelan matematika WHO tentang pandemi patut dipertanyakan. Bahkan, tidak terbukti secara spesifik.

"Asumsi aneh"tentang hubungan antara suhu yang lebih rendah dan kematian bulanan," tulis TRT mengutip kementerian.

"Tanggapan yang memuaskan belum diterima dari WHO.

Sebelumnya dimuat laman yang sama, pejabat India juga memperdebatkan metodologi di balik studi Lancet and Science yang juga menemukan angka kematian yang jauh lebih tinggi. The Lancet adalah sebuah jurnal pengobatan umum mingguan, yang paling tertua dan terkenal di dunia.

Mengutip Worldometers, Selasa, India mencatat 43.045.421 kasus Covid-19 sejak pandemi muncul dengan 521.996 kematian. Kemarin negeri itu mencatat 1.141 kasus Covid-19 baru dengan 12.652 kasus aktif saat ini.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Beri Peringatan Baru soal Covid-19, Bakal Meledak Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular