
Damai Suram! 6 Fakta Terbaru Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia Ukraina masih terjadi. Hari ini, sudah 54 hari pertempuran berlangsung.
Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Keinginan Ukraina bergabung NATO disebut Presiden Vladimir Putin menjadi alasan menyerang.
Lalu bagaimana fakta-fakta terbarunya? Berikut yang terjadi Senin (18/4/2022) hingga Selasa (19/4/2022) ini.
1.Babak 2 Perang Dimulai
Babak baru perang Rusia dan Ukraina dimulai. Perang "fase kedua" disebut telah dilancarkan pemerintah Presiden Vladimir Putin di Donbass.
Mengutip Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, ini ditandai dengan peningkatan serangan di wilayah Ukraina Timur itu. "Donbas. Fase kedua perang telah dimulai," tegasnya dikutip dari CNN International, Senin(18/4/2022) malam waktu setempat.
Hal sama juga dikatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia mengatakan pasukan Rusia secara besar-besaran sudah terkonsentrasi di sana.
Mereka, kata dia, akan fokus pada serangan itu. Ia pun menggarisbawahi bahwa Ukraina tak akan gentar dan pasti akan berjuang melawan serangan Rusia.
"Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan," katanya dimuat laman yang sama.
"Kami akan melakukan ini setiap hari. Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang Ukraina tetapi kami tidak membutuhkan apa pun yang bukan milik kami," tegasnya.
Sebelumnya di akhir Maret lalu, Jenderal Rusia Sergei Rudskoy mengklaim bahwa tahap pertama serangan militer Rusia di Ukraina telah selesai. Kala itu, Rusia mengatakan akan menarik semua pasukan di beberapa titik serangan seperti ibu kota Kyiv.
Namun memang ia mengisyaratkan akan memfokuskan serangan ke Ukraina Timur. Saat itu juga sejumlah analis barat menerka bahwa Rusia tengah mereposisi pasukan dan mengubah strategi karena "gagal" merebut Kliv meski perang sudah berlangsung sebulan sejak 24 Februari.
Apalagi di Ukraina Timur, Rusia memang telah lama mendukung milisi pemberontak. Hal ini akan lebih memudahkan Kremlin untuk menang.
2.Serangan Baru di Perbatasan NATO
Ukraina menyebut tak ada tempat yang aman lagi di negeri itu. Ini setelah wilayah Lviv, yang dekat dengan negara NATO, diserang rurdal kemarin.
Tiga serangan rudal mengenai gudang non militer sementara serangan rural lain mengenai sebuah bengkel tambal ban. Akibat serangan ini, sebanyak tujuh orang tewas.
Kepala Penasihat Diplomatik Kepresidenan Ukraina, Ihor Zhokva mengatakan serangan Rusia tak hanya menghancurkan kota-kota. Tapi juga desa-desa.
"Tidak ada satu tempat, desa, atau kota, yang tersisa dan aman kini di Ukraina," kata Zhovka.
"Mereka (Rusia) tidak hanya berperang melawan militer. Mereka tidak hanya menyerang infrastruktur militer. Mereka menyerang warga sipil Ukraina," tambahnya.
"Yang saya maksud, apa hubungan bengkel mobil, perbaikan mobil, dengan infrastruktur militer. Mereka mengebomnya di Lviv, membunuh warga sipil. Tidak satu tentara pun, tetapi warga sipil yang terbunuh."
3.Gencatan Senjata Suram
Gencatan senjata di Ukraina sepertinya suram. PBB bahkan menyebutnya belum terlihat arahnya.
"Tetapi mungkin dalam beberapa minggu tergantung pada bagaimana perang dan negosiasi yang sedang berlangsung berlanjut," kata Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, PBB, Martin Griffiths.
4.Jumlah Warga Mengungsi dan Korban Jawa
Sementara itu, sejak diserang Rusia, UNHCR mencatat 4,9 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu. Mengutip data Dewan HAM PBB, per 15 April, setidaknya ada 1.982 warga sipil tewas dalam perang Rusia dan Ukraina dengan 2.651 orang terluka.
5."Kiamat" Jagung
"Kiamat" baru sepertinya terjadi karena perang Rusia dan Ukraina. Kali ini bukan energi melainkan dari sumber pangan.
Harga jagung dunia telah mencapai rekor tertinggi baru dalam sembilan tahun terakhir, Selasa (19/4/2022). Hal ini didorong oleh kenaikan permintaan sebagai substitusi bahan pangan produksi Rusia dan Ukraina.
Mengutip CNBC International, harga jagung berjangka Juli diperdagangkan di atas US$ 8 (Rp 115 ribu) per gantang, rekor tertinggi sejak September 2012. Sebelumnya, pada awal tahun ini, jagung diperdagangkan mendekati US$ 6 per gantang.
Bank Dunia sendiri telah memperingatkan bahwa kerawanan pangan global kemungkinan akan meningkat tahun ini karena harga yang lebih tinggi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis pangan akan mengancam sejumlah negara, terutama Afrika dan Timur Tengah.
6.PHK Massal Rusia
Setidaknya 200.000 orang kini menjadi pengangguran baru di Moskow. Hal ini diungkap Wali Kota Sergei Sobyanin dalam posting blog Senin (18/4/2022), sebagaimana dikutip NPR dari AFP.
Mereka rata-rata adalah karyawan perusahaan asing. Sebagaimana diketahui serangan Rusia ke Ukraina membuat sejumlah negara menjatuhkan sanksi yang berdampak ke eksodus besar-besaran perusahaan global dari negara itu.
"Menurut perkiraan kami, sekitar 200.000 orang berisiko kehilangan pekerjaan mereka," tegasnya.
Meski begitu, otoritas telah menyetujui program senilai 3,36 miliar rubel untuk mendukung pekerja yang berisiko diberhentikan dengan pelatihan dan pekerjaan sementara. Setidaknya ada 58.000 karyawan perusahaan asing yang menjadi target.
Menurut peneliti Yale School of Management, 750 perusahaan telah membatasi operasi di Rusia. Terbaru perusahaan makanan besar Nestle juga membantasi bisnis karena kritikan Presiden Ukraina Zelensky.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam
