Serangan Rusia Makin Menggila, Tak Ada Tempat Aman di Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia di Ukraina makin menggila. Bahkan, diyakini, tak ada tempat lagi yang aman di negara itu.
Rusia bukan hanya memfokuskan serangan ke Ukraina Timur, seperti yang disampaikan Kremlin beberapa pekan terakhir, melainkan juga ke wilayah Barat tetangganya itu. Kemarin misalnya, Rusia menyerbu Lviv, wilayah yang berbatasan dengan Polandia, negara NATO.
"Ukraina dilanda serangan rudal paling intensif oleh Federasi Rusia sejak berminggu-minggu. Uni Eropa (UE) mengutuk penembakan tanpa pandang bulu dan ilegal yang terus berlanjut terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil oleh angkatan bersenjata Rusia," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell dikutip dari CNN International, Selasa (19/4/2022).
"Serangan ke Lviv, kota-kota lain di Ukraina barat menunjukkan bahwa tidak ada bagian dari negara itu yang terhindar dari pembantaian Kremlin yang tidak masuk akal."
Hal senada juga ditegaskan Kepala Penasihat Diplomatik Kepresidenan Ukraina, Ihor Zhokva. Serangan Rusia tak hanya menghancurkan kota-kota tapi juga desa-desa dan merbau
"Tidak ada satu tempat, desa, atau kota, yang tersisa dan aman kini di Ukraina," kata Zhovka.
"Mereka (Rusia) tidak hanya berperang melawan militer. Mereka tidak hanya menyerang infrastruktur militer. Mereka menyerang warga sipil Ukraina," tambahnya.
"Yang saya maksud, apa hubungan bengkel mobil, perbaikan mobil, dengan infrastruktur militer. Mereka mengebomnya di Lviv, membunuh warga sipil. Tidak satu tentara pun, tetapi warga sipil yang terbunuh."
Sebelumnya Gubernur Regional Lviv, Maksym Kozytskyy, mengatakan bahwa tiga serangan rudal mengenai gudang non militer sementara serangan rural lain mengenai sebuah bengkel tambal ban. Akibat serangan ini, sebanyak tujuh orang tewas.
Sementara itu, dalam update terbaru, babak baru perang Rusia dan Ukraina dimulai. Perang "fase kedua" disebut telah dilancarkan pemerintah Presiden Vladimir Putin di Donbass.
Mengutip Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, ini ditandai dengan peningkatan serangan di wilayah Ukraina Timur itu. "Donbas. Fase kedua perang telah dimulai," tegasnya.
Hal sama juga dikatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia mengatakan pasukan Rusia secara besar-besaran sudah terkonsentrasi di sana.
Mereka, kata dia, akan fokus pada serangan itu. Ia pun menggarisbawahi bahwa Ukraina tak akan gentar dan pasti akan berjuang melawan serangan Rusia.
"Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan," katanya dimuat laman yang sama.
"Kami akan melakukan ini setiap hari. Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang Ukraina tetapi kami tidak membutuhkan apa pun yang bukan milik kami," tegasnya.
Sejak diserang Rusia, UNHCR mencatat 4,9 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu. Mengutip data Dewan HAM PBB, per 15 April, setidaknya ada 1.982 warga sipil tewas dalam perang Rusia dan Ukraina dengan 2.651 orang terluka.
(sef/sef)