Simak Fakta-Fakta PHK di Pabrik Mobil China DFSK

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 19/04/2022 11:10 WIB
Foto: Mobil Cina Wuling dan DFSK yang Meluncur di IIMS 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan mobil asal China DFSK atau PT Sokonindo Automobile dilaporkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 47 pekerjanya. Kalangan buruh menuding PHK tersebut dilakukan secara sepihak karena dilakukan tanpa ada perundingan sebelumnya, tapi pihak manajemen membantah tudingan serikat buruh.

"Apa yang dilakukan perusahaan ini tidak sesuai kenyataannya, maksudnya kondisi perusahaan normal, lancar, bahkan dia meminta ke karyawan untuk ekspor. Dia PHK kan tiba-tiba," kata Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz kepada CNBC Indonesia, Senin (18/4/22).

Kasus ini bermula ketika pada tanggal 31 Maret 2022, para buruh yang saat itu masih bekerja dikumpulkan oleh manajemen dan diinformasikan jika di PHK. Padahal sebelumnya perusahaan tidak pernah merundingkan permasalahan ini dengan pihak serikat pekerja maupun pekerja yang di PHK.


"Tahu-tahu mereka dipanggil dan diberitahu sudah di PHK. Kemudian saat itu juga uang pesangonnya di transfer ke rekening buruh yang bersangkutan," kata Riden.

Ia mengungkapkan nilai uang pesangon itu hanya sebesar 0,5%. Menurut Riden, ini menunjukkan sikap arogan pihak perusahaan. Sekaligus semakin membuktikan jika PHK dilakukan secara sepihak.

Kalangan buruh bakal membawa kasus ini ke ranah yang lebih tinggi, bahkan hingga ke jenjang internasional.

"Kita akan galang solidaritas internasional untuk menekan manajemen, artinya menekan ini memberi pemahaman kepada manajemen dalam konteks ini bisa diselesaikan di ranah bipartit. Namun, kalau emang nggak bergeming karena ini punya China maka akan saya tarik ke internasional," ujarnya.

Kalangan buruh juga bakal mengadakan aksi unjuk rasa di pabrik Serang, Banten hingga menggeruduk kantor pusat DFSK di Jakarta.

"Kita akan ke kantor pusat (DFSK) di Jakarta, daerah Kebayoran, Jakarta Selatan, kita akan aksi disana, kita akan statement, kampanye nasional untuk boikot produk," lanjut Riden.

DFSK Bantah

Sementara itu pihak DFSK membantah PHK yang dilakukannya tidak sesuai aturan. PR & Media Manager DFSK Achmad Rofiqi menyebut langkah perusahaan sudah memperhitungkan banyak hal.

"Keputusan yang diambil merupakan keputusan yang sulit, namun sudah sesuai dengan kebijakan perusahaan, dengan memperhitungkan kapasitas produksi dengan jumlah permintaan," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (18/4/22).

"Yang perlu disampaikan dalam hal ini adalah, PT. Sokonindo Automobile sudah memberikan kompensasi kepada para mantan karyawan yang telah di PHK, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia, termasuk memberikan kompensasi uang pesangon dan juga Tunjangan Hari Raya termasuk ke dalam komponen yang kami berikan kepada mantan karyawan kami," lanjutnya.

Dalam situs resminya, PT. Sokonindo Automobile merupakan perusahaan kerjasama (joint venture) antara Sokon Group (Hongkong) Company Limited dengan PT. Kaisar Motorindo Industri dari Indonesia. Pabrik Sokonindo berada di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten dengan luas sebesar 20 hektare.

Fasilitas utama yang ada di pabrik Sokonindo adalah stamping workshop, welding workshop, painting workshop, dan assembling workshop. Total kapasitas produksi maksimum pabrik Sokonindo adalah 50.000 unit per tahun, yang dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun mancanegara, termasuk di Asia Tenggara.

Namun, nasib mobil DFSK di Indonesia memang tak sebaik mobil China lainnya seperti Wuling. Wuling relatif lebih baik dengan tingkat penjualan mencapai ribuan unit per bulan, dan sering masuk 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia dari sisi ritel maupun wholesale.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Hantam Warga RI, Ternyata Ini Alasannya!