PM Singapura Tetapkan Pengganti, Berikut Figurnya!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 April 2022 19:40
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memberikan keterangan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1/2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memberikan keterangan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1/2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan pada hari Sabtu, (16/4/2022) bahwa Menteri Keuangan Lawrence Wong akan menggantikannya sebagai pemimpin negara itu.

Dalam sebuah pernyataan, hal ini ditegaskannya karena ia mengaku tidak akan maju lagi dalam pemilu Singapura selanjutnya. Ia menyebut faktor usianya dan kemampuan Wong mendorongnya untuk yakin bahwa Menteri Keuangan itu akan menggantikannya

"Rencananya Lawrence menggantikan saya sebagai PM, baik sebelum atau sesudah (jika PAP menang) Pemilihan Umum berikutnya. Itu jatuh tempo pada 2025 dan pasti akan menjadi pertarungan yang sulit," kata Lee dalam posting media sosial dikutip Reuters.

Lee sendiri merupakan anak mantan PM Singapura, Lee Kwan Yew. Lee memegang kendali pemerintahan negara itu sejak 2004 lalu.

Sementara itu, Wong sendiri saat ini sudah terpilih sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa. Ini memuluskan langkah untuknya menjadi pemimpin pemerintahan nomor satu di pusat keuangan Asia itu.

Dalam posisi pemerintahannya, Wong dikenal juga sebagai ketua bersama satuan tugas pemerintah untuk Covid-19. Ia dipercaya mampu menangani pandemi yang masuk ke wilayah negara kota itu. Saat ini, Singapura sedang berusaha mempertahankan dan membangun status sebagai pusat perdagangan internasional.

Ketika ditanya soal isu-isu besar yang dihadapi negara, Wong mengatakan negara itu juga perlu melihat ke cakrawala untuk memposisikan dirinya di "dunia yang lebih kompleks, bergejolak, dan tidak dapat diprediksi".

"Pandemi belum berakhir, kita harus melewatinya," ujar pria 49 tahun itu. "Ada tantangan ekonomi yang cukup besar untuk diatasi yang timbul dari perang di Ukraina, paling tidak ancaman inflasi yang lebih tinggi dan lebih persisten serta pertumbuhan yang lebih lemah."


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tarik Kecap-Saus ABC Buatan RI, Begini Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular