Internasional

Serius! PBB Sebut "Korban" Perang Rusia-Ukraina Miliaran Jiwa

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 14/04/2022 16:00 WIB
Foto: Orang-orang berbaring di tanah untuk melambangkan orang-orang yang tewas dalam perang di Ukraina selama demonstrasi menentang invasi Rusia ke Ukraina, di depan gedung Reichstag di Berlin, Jerman, Rabu, 6 April 2022. (REUTERS/CHRISTIAN MANG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membeberkan bahwa serangan Rusia ke Ukraina menimbulkan korban hingga miliaran jiwa. Korban ini bukanlah bukan merujuk pada korban luka atas tewas dalam pertempuran langsung, melainkan korban yang terkena dampak ekonomi akibat perang.

PBB mengatakan perang itu telah menimbulkan krisis global yang mengancam populasi dunia, khususnya negara-negara berkembang. Bukan hanya pangan, energi tapi juga keuangan.


Belum lagi beberapa belahan bumi juga masih bergulat dengan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Ditambah perubahan iklim dan sejumlah tatanan lain.

"Krisis tersebut telah menyebabkan badai sempurna ... berdampak negatif terhadap kehidupan miliaran orang di seluruh dunia," kata PBB dalam laporan terbarunya seperti dikutip CNBC International, Kamis (14/4/2022).

Ini tak lain karena Rusia dan Ukraina merupakan pengekspor komoditas utama dunia. Keduanya misalnya, menghasilkan 30% gandum dan jelai serta mendistribusikannya ke 36 negara.

"Daftarnya bahkan mencakup beberapa negara miskin," tulis laporan lagi.

Rusia juga merupakan pengekspor gas alam terbesar di dunia dan pengekspor minyak kedua terbanyak di dunia. Namun sanksi membuat hal tersebut tak bisa dilakukan Rusia lagi ke sejumlah negara.

Belum lagi pupuk. Kremlin, bersama sekutunya Belarusia, juga diketahui sebagai pengekspor seperlima pupuk dunia.

"Sebagai akibat dari perang, harga pangan berada pada level tertinggi yang pernah dicatat oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, naik 34% dari waktu ini tahun lalu," kata laporan lagi.

"Sementara itu, harga minyak mentah naik 60% dari tahun ke tahun, dan harga pupuk naik lebih dari dua kali lipat."

Hal sama juga ditegaskan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dalam briefing laporan, ia menyebut perang telah berdampak global dan sistemik.

"Sebanyak 1,7 miliar orang sangat terpapar pada efek berjenjang dari perang Rusia terhadap sistem pangan, energi, dan keuangan global," tambahnya.

Dari 1,7 miliar itu 553 juta sudah miskin. Sementara 215 juta sudah kekurangan gizi.

Menurutnya krisis berlapis-lapis ini bisa menempatkan dunia di ambang krisis utang global. Mengutip laporan, ia menuturkan perang akan menurunkan ekonomi dunia sebesar 1% penuh dari pertumbuhan PDB.

"Inflasi meningkat, daya beli terkikis, prospek kotor menyusut dan pembangunan terhenti dan dalam beberapa kasus keuntungan surut," ujarnya.

"Banyak negara berkembang tenggelam dalam utang dengan kesepakatan obligasi yang sudah meningkat sejak September lalu. Sekarang mengarah ke peningkatan premi dan tekanan nilai tukar."

"Dan ini menggerakkan lingkaran setan potensial inflasi dan stagnasi, yang disebut stagflasi," tambahnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Parlemen Iran Sepakat Keluar dari Badan Nuklir PBB