Efek Sanksi Kian Nyata, Minyak Rusia Akan Anjlok Besar di Mei

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Rabu, 13/04/2022 21:00 WIB
Foto: REUTERS/Lucas Jackson/

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak dari sanksi negara-negara Barat dan juga beberapa negara Asia terhadap Rusia bakal terlihat signifikan pada Mei ke depan.

Pasokan minyak Rusia di pasar diperkirakan bakal anjlok signifikan mulai Mei mendatang. Hal tersebut berdasarkan perkiraan Badan Energi Internasional (IEA) yang disampaikan hari ini, Rabu (13/04/2022), dikutip dari Reuters.

Namun demikian, ekspektasi permintaan minyak yang lebih rendah di China, peningkatan output dari produsen OPEC+ dan di luarnya, ditambah penarikan rekor penyimpanan minyak darurat oleh Amerika Serikat dan sekutu anggota IEA-nya seharusnya bisa mencegah defisit tajam pasokan minyak di pasar, kata Badan Energi Internasional tersebut.


IEA menyebut, permintaan global saat ini diperkirakan akan seimbang dengan pasokan pada kuartal kedua sebesar 98,3 juta barel per hari (bph), dengan potensi untuk menenangkan inflasi harga energi yang melonjak. Sebelumnya, diharapkan keseimbangan pasar akan dicapai berikutnya pada kuartal keempat.

"Untuk saat ini, kami berasumsi kehilangan (minyak di April) akan tumbuh menjadi rata-rata 1,5 juta barel per hari untuk bulan ini karena proses penyulingan Rusia semakin menurun dan pembeli menjauh," kata badan yang berbasis di Paris itu.

"Mulai Mei dan seterusnya, hampir 3 juta barel per hari bisa berkurang karena dampak penuh dari meluasnya embargo sukarela mulai berlaku penuh."

Perkiraan turunnya pasokan minyak dari Rusia ini lebih lambat dari yang semula diproyeksikan IEA terjadi pada April 2022 ini.

Beberapa pembeli, terutama di Asia, telah meningkatkan pembelian minyak Rusia, tetapi belum ada tanda-tanda peningkatan pembelian dari China, tambah IEA.

Penguncian daerah (lockdown) di China untuk mengekang penularan virus corona dan permintaan yang lebih rendah dari ekspektasi pada kuartal pertama, terutama dari AS, telah berdampak pada penurunan perkiraan permintaan minyak global untuk tahun ini sebesar 260.000 bph.

"Ekspektasi permintaan yang lebih rendah dan peningkatan produksi yang stabil dari anggota OPEC+ Timur Tengah bersama dengan AS dan negara-negara lain di luar aliansi OPEC+ akan membawa pasar kembali ke keseimbangan," kata IEA.

IEA menyebut, produksi gabungan dari negara-negara OPEC+ di Maret 2022 ini masih 1,5 juta barel per hari di bawah target produksi bulanan, dan memperkirakan kekurangan pasokan akan semakin meningkat.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Sebut Produksi Migas Blok Cepu Tambah 30 Ribu Bph