Tesla Mau Investasi Baterai di RI Tapi Ada Syaratnya!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
13 April 2022 20:10
A Tesla car charges at a Supercharger station in Singapore October 22, 2021. Picture taken October 22, 2021. REUTERS/Edgar Su
Foto: REUTERS/EDGAR SU

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Investasi Tesla di Indonesia hingga saat ini belum juga terealisasi. Namun demikian, pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut memberikan syarat bahwa penambangan nikel di negara yang akan mereka tuju harus memperhatikan isu lingkungan.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan mengatakan bahwa proses kegiatan tambang ramah lingkungan saat ini menjadi perhatian investor dunia. Bahkan Tesla yang merupakan pabrikan mobil listrik raksasa asal AS sangat fokus terhadap persoalan ini.

"Tesla mengatakan bahwa kami hanya masuk berbisnis memanfaatkan nikel untuk baterai di negara yang ketika dia menghasilkan nikelnya dia menggunakan teknologi yang ramah lingkungan," ujarnya dalam diskusi Indonesia Mining Forum, Rabu (13/4/2022).

Oleh sebab itu, perlu perbaikan dari proses kegiatan produksi tambang, terutama tambang nikel. Apalagi Tesla juga menginginkan bahwa negara tujuan investasi harus menggunakan listrik yang bersih dari setiap kegiatan produksinya, tanpa menggunakan batu bara.

Seperti diketahui, Tesla Inc. sebelumnya dikabarkan kembali menghubungi pemerintah Indonesia terkait rencananya untuk investasi pada proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS). Ini setelah dua tahun lamanya, produsen mobil listrik asal AS itu tak kunjung mengeksekusi rencananya untuk investasi di tanah air.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan diskusi dengan Tesla terkait rencana investasi di Indonesia. Meski begitu dia tidak membeberkan secara detail mengenai diskusi tersebut.

Pasalnya, Indonesia terikat dengan non-disclosure agreement (NDA) alias perjanjian larangan pengungkapan informasi. Namun yang pasti, Tesla lebih tertarik untuk investasi pada proyek ESS dibandingkan baterai listrik.

"Teknologi ESS mereka cukup baik. Mereka sudah investasi di Australia, kelihatannya di sana sudah sukses saya rasa mereka mau kembangkan mata rantai di Indonesia," ujar Seto dalam Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (30/3/2022).

Menurut Seto permintaan untuk ESS di Indonesia diperkirakan akan cukup besar. Apalagi saat ini pemerintah tengah fokus untuk melakukan transisi energi dengan menggenjot pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS.

"Saya kira itu butuh ESS ini yang skala besar untuk memastikan suplai listrik stabil. Energi yang dihasilkan oleh solar panel disimpan terlebih dulu atau untuk menstabilkan outputnya. ESS saya kira kan besar permintaannya karena gak semua daerah di Indonesia punya geothermal," kata dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Elon Musk Ambyar Rp 715 Triliun, Ini Biang Keroknya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular