Duh Investasi Migas RI Relatif Stagnan 2017-2021, Kenapa?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
13 April 2022 17:50
Blok Migas Pangkah/Doc PGN
Foto: Fptp/Blok Migas Pangkah/Doc PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa investasi hulu migas sejak periode 2017 hingga 2021 relatif stagnan. Pasalnya, realisasi investasi hanya berkisar di level US$ 10-an miliar.

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno berharap supaya target investasi pada tahun ini dapat tercapai. Adapun target investasi untuk sektor hulu migas 2022 ditetapkan sebesar US$ 13,2 miliar, naik 23,4% dari realisasi investasi migas 2021 yang mencapai US$ 10,7 miliar.

"Investasi kami sampaikan data 2017-2021 masih cenderung stagnan rata rata US$ 10 an miliar. Tahun ini kita canangkan US$ 13,2 miliar harapannya memang terjadi lonjakan," kata dia dalam diskusi secara virtual, Rabu (13/4/2022).

Julius mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir ini target investasi hulu migas memang agak cukup berat untuk direalisasikan. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pandemi covid-19 ditambah dengan arah kebijakan perusahaan migas dunia yang mulai mengurangi investasinya.

"KKKS ExxonMobil, Shell, ENI dan bahkan juga Pertamina beberapa waktu lalu untuk memangkas capex dan opex nah ini impaknya membuat efek domino," katanya.

Selain itu, tantangan lain dalam industri hulu migas yakni adanya target net zero emissions di sektor energi pada tahun 2050, kemudian daya tarik fiskal yang sedikit menurun. Namun demikian kebutuhan minyak bumi dunia diprediksi akan terus tumbuh.

Adapun berdasarkan data SKK Migas, realisasi investasi hulu migas pada 2017 hanya mencapai US$ 10,3 miliar, 2018 tercatat hanya US$ 10,9 miliar, 2019 tercatat US$ 11,7 miliar, 2020 tercatat US$ 10,5 miliar, 2021 sebesar US$ 10,09 miliar.

Kegiatan investasi hulu migas sendiri selama ini masih didominasi untuk kegiatan produksi, sementara untuk tujuan pengemabnaagn mencari lapangan bru dan kegiatan eksplorasi masih sangat minim.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merinci target investasi US$ 13,2 miliar pada 2022 ini terdiri dari US$ 8,4 miliar untuk aktivitas produksi, lalu untuk kegiatan eksplorasi US$ 1 miliar. Kemudian, investasi untuk sumur pengembangan US$ 2,9 miliar dan sisanya untuk administrasi sekitar US$ 900 juta.

"Di 2022 investasi hulu migas ditargetkan US$ 13,2 miliar, maka butuh effort besar dan harus ada kenaikan kegiatan di eksplorasi dan development, di samping tentu saja production," jelas Dwi dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Perlu diketahui, realisasi investasi pada 2021 saja hanya tercapai US$ 10,7 miliar atau hanya terealisasi 86,4% dari yang ditargetkan sebesar US$ 12,38 miliar.

Oleh karena itu, menurut Dwi dibutuhkan sejumlah perbaikan untuk mengejar target investasi pada 2022 guna mendukung target produksi migas pada 2030 mendatang, di mana salah satunya adalah melalui perbaikan fiskal.

"Perbaikan fiskal dan insentif terus dilakukan untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program 1 juta barel minyak dan 12 BCFD gas di tahun 2030 mendatang," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Tinggi Tapi Investasi Migas Mini, RI Kurang Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular