Januari-Februari Surplus, APBN Kuartal I Defisit Rp5,81 T!
Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam kondisi yang aman hingga akhir kuartal I-2022. Hal ini terlihat dari defisit APBN yang mencapai Rp 5,81 triliun atau 0,67% dari target APBN.
Keseimbangan primer masih surplus dengan capaian Rp 78,55 triliun.
"Realisasi pendapatan pada kuartal I 2022 masih menunjukkan tren positif realisasi bulan lalu," ungkap Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto dalam acara Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2022, Rabu (13/4/2022).
Dalam bahan paparan DJPB, penerimaan negara mencapai Rp 484,83 triliun atau 26,3% dari target dalam APBN. Realisasi ini lebih tinggi dari periode kuartal I-2021 yang sebesar Rp 373,37 triliun.
Tingginya penerimaan tersebut didorong oleh perpajakan dengan sumbangan Rp 385,63 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 99,09 triliun.
Sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp 490,64 triliun atau 18,1% dari pagu. Meliputi belanja KL Rp 151,4 triliun, belanja non KL Rp 162,6 triliun, belanja TKDD Rp 176,4 triliun.
Posisi belanja negara masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dimungkinkan karena tidak ada lagi belanja untuk pembelian vaksin covid-19.
Per akhir Februari 2022, penerimaan negara tercatat Rp 302,42 triliun. Dibandingkan Januari-Februari 2021, naik 37,73%.
Sementara belanja negara ada di Rp 282,71 triliun. Tumbuh, tetapi tidak secepat penerimaan yakni 10,42% dibandingkan dua bulan pertama 2021.
Dengan demikian, APBN 2022 memiliki surplus Rp 19,71 triliun. Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), rasionya adalah 0,11%.
(mij/mij)