Triple Combo! Harga Solar-Pertalite, LPG & Listrik Akan Naik!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 13/04/2022 13:47 WIB
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan harga minyak dunia memang menjadi mimpi buruk bagi dunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara pengimpor minyak (net importir).

Kondisi ini bahkan bisa dikatakan bukan lagi menjadi mimpi, tapi memang sudah terjadi di depan mata. Harga minyak dunia terus melonjak di atas US$ 100 per barel sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Bahkan, harga minyak jenis Brent sempat nyaris menyentuh US$ 128 per barel pada 8 Maret 2022 lalu.

Pada Rabu (13/4/2022) pukul 07:35 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 105,35 per barel, naik 0,68% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.


Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 101,41 per barel, bertambah 0,81%.

Harga minyak dunia ini turut berimbas pada lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, ICP pada Maret mencapai US$ 98,4 per barel. ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar US$ 63 per barel.

Begitu juga dengan harga LPG internasional yang merujuk pada Contract Price (CP) Aramco yang telah mencapai US$ 839,6 per metrik ton. Sementara asumsi awal pemerintah hanya di kisaran US$ 569 per metrik ton.

Dia mengatakan, lonjakan harga minyak dan LPG internasional ini mendorong pemerintah untuk mengambil langkah jangka pendek, menengah, hingga panjang.

Dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/04/2022), Arifin menyebut dalam jangka pendek, pemerintah berencana untuk melakukan penyesuaian formula Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi tabung 3 kg, menerapkan penyesuaian tarif listrik untuk golongan pelanggan non subsidi (tariff adjustment), serta dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga jual eceran LPG dan juga bensin Pertalite (RON 90) dan Solar.

1. Kenaikan Harga Pertalite-Solar

Arifin menyebut, pemerintah dalam jangka menengah akan melakukan penyesuaian harga Pertalite dan minyak Solar sebagai respons atas lonjakan harga minyak dunia.

"Strategi menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia, untuk jangka menengah.. akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, bio CNG, dan lainnya," ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/04/2022).

Seperti diketahui, harga bensin Pertalite dan Solar subsidi pada periode 1 April 2022 ini tidak mengalami perubahan, di mana masing-masing masih dipertahankan pada Rp 7.650 per liter dan Rp 5.150 per liter. Sementara harga Pertamax (RON 92) sudah dinaikkan menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.

Sedangkan harga Solar non subsidi kini sudah dibanderol sebesar Rp 12.950 - Rp 13.550 per liter untuk jenis Dexlite (CN 51). Artinya, ada selisih setidaknya Rp 7.800 per liter dengan harga Solar bersubsidi.

Sementara untuk jangka pendek, salah satu skenario yang akan dilakukan pemerintah yaitu menambah kuota BBM subsidi seperti Solar, minyak tanah, hingga BBM khusus penugasan seperti Pertalite (RON 90).

Dia menyebut, kuota Solar subsidi diusulkan bertambah sebesar 2,29 juta kilo liter (kl) menjadi 17,39 juta kl, minyak tanah bertambah 0,10 juta kl menjadi 0,58 juta kl, dan Pertalite bertambah 5,45 juta kl menjadi 28,50 juta kl.

"Beberapa langkah strategi dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia kami siapkan... Jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar, minyak tanah, dan JBKP Pertalite dan penyesuaian harga BBM non subsidi," ungkapnya.

Dia menyebut, realisasi penyerapan Pertalite sampai 2 April 2022 telah mencapai 6,48 juta kl dari kuota 2022 sebesar 23,05 juta kl. Sementara Solar subsidi sudah terserap 4,08 juta kl dari kuota tahun ini 15,10 juta kl.

Sedangkan LPG subsidi sudah terserap 1,87 juta metrik ton dari kuota 8 juta metrik ton, dan minyak tanah sudah terserap 0,12 juta kl dari kuota 0,48 juta kl.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam

Pages