Internasional

Bakal Ada Kejutan dari Perdagangan Rusia-Jerman, Apa Itu?

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
13 April 2022 15:35
Ilustrasi bendera Jerman dan Rusia (REUTERS/DADO RUVIC)
Foto: Ilustrasi bendera Jerman dan Rusia (REUTERS/DADO RUVIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keruntuhan atau pecahnya perdagangan antara Rusia dan Jerman diproyeksikan memicu kejutan finansial yang turut memengaruhi pola perdagangan global.

Kepala Ekonom S&P Global Paul Gruenwald mengatakan pecahnya perdagangan antara Rusia dengan Eropa, termasuk Jerman, bukan sekadar menghentikan pembelian gas atau semacamnya. Lebih dari itu, pola perdagangan baru akan berpengaruh pada ekonomi makro secara keseluruhan.

"Ada kompleksitas energi, harga komoditas, dan input industri yang diimpor Eropa seperti nikel, titanium, dan hal semacamnya," tuturnya kepada CNBC, dikutip Rabu (13/4/2022).

Dia menjelaskan pecahnya perdagangan antara Rusia dan Jerman dapat melemahkan manufaktur Jerman. Celakanya, negara tersebut menjadi satu dari tiga kekuatan manufaktur global selain Amerika Serikat (AS) dan China.

"Itu akan berpengaruh terhadap PDB yang lebih rendah, lapangan kerja yang lebih sedikit, kepercayaan yang lebih rendah, dan kemudian kita akan mendapatkan semacam kejutan keuangan makro dari itu," jelasnya.

Perlu diketahui, perdagangan antara Jerman dan Rusia melonjak secara signifikan pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Kantor Statistik Federal Jerman, nilai perdagangan barang pada tahun lalu melonjak 34,1% menjadi 59,8 miliar euro atau setara US$ 65 miliar.

Senada Wood Mackenzie juga memperingatkan bahwa ekonomi global dapat mengalami "perubahan yang lebih permanen" dengan perdagangan global yang mungkin berubah akibat krisis.

"Jika pandemi Covid-19 menyoroti kebutuhan untuk memperpendek rantai pasokan, perang di Ukraina menggarisbawahi pentingnya memiliki mitra dagang yang andal," tulis Direktur Riset Peter Martin dalam sebuah catatan.

Menurutnya, hal tersebut dapat mengarah pada penataan kembali perdagangan global dengan ditandai oleh rantai pasok yang lebih pendek berskala regional.

Sebelumnya, menyusul menyusul serangan Rusia ke Ukraina, beberapa kekuatan dunia termasuk AS, Jepang, dan Kanada telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow. Uni Eropa juga sedang mempertimbangkan apakah akan melarang impor minyak dari Rusia, dan pada akhirnya berjanji untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia hingga dua pertiganya.

Di sisi lain, Rusia telah menuntut agar negara-negara yang disebut "tidak ramah" membayar dalam rubel untuk gas. Adapun, Uni Eropa menerima sekitar 40% gas alamnya dari pipa Rusia dan sekitar seperempatnya mengalir melalui Ukraina. Jerman mendapat kira-kira setengah gas alamnya dari Rusia.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas Lagi! Eropa Warning Rusia, Siap-siap Gas Jadi Korban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular