
Pusingnya Sri Mulyani, Covid Belum Kelar Ditambah Perang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, APBN adalah instrumen penting dan vital bagi pelaksanaan kehidupan bernegara. Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, ditambah adanya tensi geopolitik di Ukraina, Sri Mulyani sedikit mengaku kesulitan dalam mengelola APBN.
Sri Mulyani menjelaskan, dalam menghadapi hantaman besar seperti pandemi Covid-19, APBN menjadi instrumen utama untuk merespon dalam bentuk aktivitas dari sisi belanja pemerintah pusat dan daerah. Serta sebagai respon dari ancaman pandemi, maupun penerimaan negara dalam insentif perpajakan dan dari sisi pembiayaan.
"APBN jadi counter cyclical akibat pandemi dan munculnya dinamika global dengan naiknya harga komoditas dan mengancam perekonomian dan masyarakat. APBN bertindak sebagai counter cyclical dan shock absorber. APBN harus berubah atau fleksibel," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).
Pemerintah, kata Sri Mulyani menggunakan instrumen APBN untuk mengawal pemulihan nasional yang menekan dan mengancam masyarakat, sosial, dan ekonomi.
Oleh karena itu, kata dia pelaksanaan APBN menjadi penting dan pertaruhan suatu negara mampu menghadapi guncangan yang bertubi-tubi datang tanpa permisi.
Pandemi Covid-19 belum usai, kemudian datang lagi tantangan eksternal yakni geopolitik, yakni agresi militer Rusia terhadap Ukraina sejak awal Februari 2022. Perang yang disebut sebagai Perang Dunia III ini menyebabkan supply chain terhadap komoditas pangan dunia menjadi tidak stabil.
"Ini kombinasi yang tidak mudah, sehingga tujuan bernegara kita dari waktu ke waktu bisa kita capai," tuturnya.
Tingginya harga energi membuat biaya produksi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) meningkat, tetapi pemerintah tidak dapat serta merta menaikkan harga listrik dan BBM karena akan mempengaruhi perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, terdapat subsidi dan kompensasi dari APBN untuk menutupi selisih harga jual dengan biaya produksinya.
Dalam mengelola APBN, Sri Mulyani beserta jajarannya terus melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban se-fleksibel mungkin, namun tujuan negara dalam melindungi masyarakat juga tercapai.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Hemat Rp2,21 T saat Pandemi, Ini Rinciannya!