Menteri ESDM Beberkan Biang Kerok Kenaikan Harga LPG-BBM

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
13 April 2022 14:05
Pekerja mengangkat gas Elpiji di agen gas dan kemasan minuman di kawasan Gondangdia, Jakarta, Rabu, (4/3). Pemerintah berencana melakukan impor LPG dari Aljazair, tepatnya dari perusahaan migas nasional Sonatrach. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akhirnya angkat bicara mengenai apa yang menjadi penyebab kenaikan harga-harga energi khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Dalam paparan Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR, Menteri Arifin Tasrif mengatakan bahwa adanya situasi global politik membuat harga minyak dunia mengalami kenaikan, yang rata-rata kenaikannya mengerek realisasi Indonesia Crude Price (ICP) sampai dengan Maret 2022 menjadi US$ 98,4 per barel.

ICP itu jelas jauh di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan oleh pemerintah dengan harga ICP senilai US$ 63 per barel.

Bukan hanya soal minyak saja, begitu juga soal harga gas untuk LPG yang ditetapkan memakai CP Aramco mengalami kenaikan menjadi US$ 839,6 per meterik ton. Nilai itu jauh di atas asumsi awal yang hanya mencapai US$ 569 per metrik ton.

"Oleh karena itu, kami menyiapkan beberapa langkah-langkah startegi dalam menghadapi kenaikan hargg minayk dunia yang kami lakukan baik jangka panjang dan pendek," terang Menteri Arifin Tasrif, Rabu (13/4/2022).

Dalm jangka pendek ini, sebagai langkah mengantisipasi kenaikan harga BBM Pertamax, Arifin mengatakan, pihaknya berencana untuk menambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi seperti Solar, minyak tanah, hingga BBM khusus penugasan seperti Pertalite (RON 90) tahun ini.

Arifin mengatakan, penambahan kuota ini sebagai salah satu respons jangka pendek pemerintah atas lonjakan harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, permintaan terhadap BBM tersebut juga menunjukkan peningkatan.

Dia menyebut, kuota Solar subsidi diusulkan bertambah sebesar 2,29 juta kilo liter (kl) menjadi 17,39 juta kl, minyak tanah bertambah 0,10 juta kl menjadi 0,58 juta kl, dan Pertalite bertambah 5,45 juta kl menjadi 28,50 juta kl.

"Beberapa langkah strategi dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia kami siapkan.. Jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar, minyak tanah, dan JBKP Pertalite dan penyesuaian harga BBM non subsidi," ungkapnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/04/2022).

Selain itu, dalam jangka pendek pemerintah juga akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadan dan Idulfitri, serta meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Nataru, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular