Presiden Ukraina Zelensky Ungkap Kecewa ke NATO, Kenapa Lagi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami kekecewaan mendalam dengan pakta pertahanan NATO. Ia menyebut diplomasi yang dijalankan dengan NATO sangatlah rumit dan tidak membawa dampak yang signifikan untuk menghentikan serangan Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, kekecewaan Zelensky terhadap pakta itu memuncak tatkala permintaannya terkait zona bebas terbang Ukraina ditolak oleh pakta pimpinan Amerika Serikat (AS) itu. Padahal, menurutnya ini dapat menghentikan serangan udara Moskow.
"Itulah mengapa cara saya berbicara dengan mereka benar-benar dapat dibenarkan. Saya tidak punya kehidupan lagi untuk diberikan. Saya tidak punya emosi lagi. Saya tidak tertarik lagi dengan diplomasi mereka yang mengarah pada kehancuran negara saya," ujarnya dikutip Rabu, (13/4/2022).
"Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina. Semua orang yang akan mati karena NATO," tambahnya.
Sejak serangan ke Ukraina dimulai pada 24 Februari, Zelensky menyebut NATO sebagai "lemah" dan "kurang percaya diri." Padahal, sebelumnya Kyiv sangat getol untuk ikut sebagai anggota pakta itu.
"Karena kelemahan Anda, karena perpecahan Anda, semua aliansi telah berhasil sejauh ini untuk membawa 50 ton bahan bakar diesel untuk Ukraina. Apakah ini aliansi yang Anda bangun?"
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengatakan bahwa serangan itu telah memiliki konsekuensi jangka panjang. Meski tak mengambil langkah yang lebih jauh, ia menegaskan pakta pimpinannya itu akan beradaptasi.
"NATO adalah aliansi paling sukses dalam sejarah karena dua alasan. Salah satunya adalah kita telah mampu menyatukan Eropa dan Amerika Utara. Yang lainnya adalah bahwa kita telah mampu berubah ketika dunia berubah. Sekarang dunia sedang berubah dan NATO sedang berubah," ujarnya.
Memasuki hampir pekan keenam serangan, prospek perdamaian antara kedua negara sendiri diketahui sedang mandek. Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan terbaru soal perang Rusia dan Ukraina. Ia bahkan bersumpah serangan yang dilancarkan ke tetangganya itu tak akan berakhir.
Hal itu ditegaskannya, di sela-sela konferensi pers kunjungan sekutunya pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko, Selasa (12/4/2022) waktu setempat. Ia pun mengatakan pembicaraan damai telah menemui jalan buntu.
"Sekarang, persyaratan keamanan dan masalah pengaturan hubungan di Krimea, Sevastopol dan Donbas dikeluarkan dari ruang lingkup perjanjian ini," katanya, dikutip CNN International.
"Artinya, kami kembali ke jalan buntu untuk diri sendiri dan untuk semua. (Rusia) tidak akan menghentikan operasi militer di Ukraina sampai Moskow berhasil," tambahnya lagi.
(sef/sef)