Internasional

Ini Senjata Super Canggih dari Asia yang Diincar Ukraina

sef, CNBC Indonesia
13 April 2022 07:59
FILE - In this photo taken from video and released by the Russian Defense Ministry Press Service on Friday, Feb. 4, 2022, multiple rocket launchers fire during the Belarusian and Russian joint military drills at Brestsky firing range, Belarus. The Russian invasion of Ukraine is the largest conflict that Europe has seen since World War II, with Russia conducting a multi-pronged offensive across the country. The Russian military has pummeled wide areas in Ukraine with air strikes and has conducted massive rocket and artillery bombardment resulting in massive casualties. (Russian Defense Ministry Press Service via AP, File)
Foto: Ilustrasi (AP/)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina terus mencari bantuan senjata negara-negara sekutu Amerika Serikat (AS). Termasuk dari Asia.

Diberitakan Wall Street Journal, Presiden Volodymyr Zelensky juga mengincar bantuan senjata super canggih dari Korea Selatan (Korsel). Hal itu terungkap saat Zelensky diberi kesempatan berpidato di depan parlemen negara itu, Senin (11/4/2022) waktu setempat.

Zelenskiy mengatakan Korsel memiliki banyak senjata yang tidak hanya dapat membantu menyelamatkan nyawa warga Ukraina saja. Tetapi juga membantu mencegah Rusia menyerang negara lain.

"Kami berterima kasih kepada Korsel atas bantuan yang telah Anda berikan, tetapi untuk bertahan dari perang dengan Rusia, kami membutuhkan lebih banyak bantuan," kata Zelensky.

"Anda memiliki sesuatu yang sangat diperlukan bagi kami ... kendaraan lapis baja, anti-pesawat, anti-tank, senjata anti-kapal."

Lebih jelas menurut Reuters, senjata yang diminta Ukraina adalah sistem rudal KM-SAM, dengan jangkauan hingga 40 km (24,9 mil) dan ketinggian 15 km (9,3 mil). Bahkan Kedutaan AS di Korsel juga membujuk Korsel untuk ini, mengutip sumber anonim.

Sementara itu, Korsel sendiri memang telah memberikan bantuan militer senilai US$ 10 juta ke Ukraina. Ini berupa helm antipeluru, selimut dan persediaan medis.

Korsel juga berjanji mengirim US$ 30 juta lagi. Namun Seoul menolak memberikan senjata mematikannya ke Ukraina karena terkait keamanan negara itu dan dampaknya ke militer.

Serangan Rusia ke Ukraina terjadi sejak 24 Februari. Hingga tujuh pekan berlangsung, sebanyak 1.400 lebih warga sipil tewas dan 4 juta orang telah mengungsi.

Pekan lalu, Rusia mengaku menarik mundur pasukannya di Ukraina Tengah, dan akan memfokuskan serangan ke Ukraina Timur. Perlu diketahui, Rusia memiliki sekutu, kelompok milisi kontra pemerintah Kyiv di sana yang memang ingin memisahkan diri. 

Dalam pernyataan terbarunya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya memiliki tujuan mulia di Ukraina. Serangan, tegasnya, tak akan berhenti. 

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden, kembali menyebut Putin pelaku genosida. Menurutnya banyak bukti telah menunjukkan hal itu. 


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos NATO Bicara Kekuatan Militer Rusia, Menakutkan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular