Internasional

Lockdown Covid China Kacaukan Pasar Mobil Terbesar Dunia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 April 2022 21:52
A visitor wearing a face mask to protect against the coronavirus looks at a Ford Everest Titanium Sport vehicle on display at the Beijing International Automotive Exhibition, also known as Auto China, in Beijing, Saturday, Sept. 26, 2020. Auto China 2020, postponed from March, is the first major trade show for any industry since the pandemic began as automakers are looking to China, the first major economy to start recovering from the coronavirus pandemic, to drive sales growth and reverse multibillion-dollar losses. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP/Mark Schiefelbein

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mobil China, yang terbesar di dunia, menjadi kacau balau akibat lonjakan kasus baru Covid-19. Hadirnya lockdown ketat juga memukul mundur produksi kendaraan di beberapa kota.

Tindakan lockdown ketat di Shanghai dan Provinsi Jilin memaksa produsen mobil untuk menutup manufaktur. Ini berisiko menunda pengiriman pada saat naiknya permintaan global untuk kendaraan.

Salah satunya adalah pabrik Volkswagen di Shanghai dan Changchun, ibu kota provinsi Jilin yang telah ditutup selama berminggu-minggu.

"Karena situasi Covid saat ini, produksi di pabrik kami di Changchun (sejak pertengahan Maret) dan Anting/Shanghai (sejak 1 April) saat ini ditangguhkan," kata Volkswagen, dikutip CNN International, Senin (11/4/2022). "Ini saat ini menyebabkan penundaan produksi."

Perusahaan menambahkan bahwa itu akan mengkompensasi penghentian produksi "jika situasinya mereda dalam waktu dekat," melalui shift ekstra dan tindakan lainnya. "Saat ini, kami menilai situasi dari hari ke hari," tambahnya.

Tesla juga bernasib sama. Produsen mobil listrik ini menghentikan produksi di pabrik Shanghai sejak kota itu memberlakukan penguncian pada 28 Maret. Toyota juga terpaksa menutup pabriknya di Changchun, menurut Reuters.

Sementara Nio, produsen kendaraan listrik China, mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan produksi karena gangguan terkait Covid-19. Nio juga akan menunda pengiriman kendaraan EV-nya kepada pengguna.

"Sejak Maret, karena pandemi, mitra pemasok perusahaan di beberapa tempat termasuk Jilin, Shanghai dan Jiangsu menangguhkan produksi satu demi satu dan belum pulih... Akibatnya, Nio telah menghentikan produksi mobil," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Pembatasan Covid juga berdampak pada penjualan mobil di negara itu. Penjualan mobil di China anjlok 12% pada Maret dari tahun lalu, membalikkan kenaikan 19% pada Februari dan mengakhiri pertumbuhan dua bulan berturut-turut, menurut data Asosiasi Produsen Mobil China.

Asosiasi tersebut mengaitkan penurunan tersebut dengan lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini. Namun, data Senin menunjukkan satu titik terang, yakni permintaan China untuk kendaraan listrik tetap kuat.

Sekitar 455.000 kendaraan energi baru, termasuk hibrida dan EV murni, terjual pada Maret, naik 122% dari tahun lalu, menurut data terpisah dari Asosiasi Mobil Penumpang China.

Penjualan Tesla di China sangat kuat, menempati peringkat pertama di antara merek listrik murni. Perusahaan mengirimkan 65.814 kendaraan buatan China pada Maret, dengan sebagian besar dijual di pasar China. Angka itu naik 85% dari tahun lalu.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Larang Orang Pamer Harta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular