Simpan Harta Karun Super Langka, Daerah Ini Auto Kaya Raya!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 11/04/2022 17:00 WIB
Foto: Infografis/Ibu Kota Baru RI Dikepung "Harta Karun" Bernilai Fantastis/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa Indonesia memiliki potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE) yang tersebar di berbagai daerah. Namun dari berbagai wilayah tersebut, Bangka Belitung menjadi daerah yang mempunyai keterdapatan LTJ paling besar.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin menjelaskan bahwa tahapan eksplorasi LTJ di Indonesia belum cukup maju. Bahkan dari potensi yang ada, pemerintah baru mendapatkan indikasi LTJ di 7 lokasi, keterdapatan LTJ di 9 lokasi, dan sumber daya LTJ di 8 lokasi.

"Sebagian besar dari lokasi ini paling banyak keterdapatannya di provinsi Bangka Belitung, Monasit sebanyak 186.663 ribu ton senotim 20,734 ton," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (11/4/2022).


Selebihnya dapat ditemukan di wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan sumber daya LTJ 19.917 ton, Provinsi Kalimantan Barat 219 ton, dan Provinsi Sulawesi Tengah 443 ton.

Menurut Ridwan sejak 2021 pihaknya terus melakukan kegiatan eksplorasi untuk pemanfaatan LTJ. Mulai dari kegiatan teknisi seperti pemetaan dengan hasil sumber daya di Keposang, Bangka Selatan pada area potensi seluas 255 hektar dengan total volume 35.627,3 ton.

Berikutnya di tahun ini, pihaknya juga meningkatkan kegiatan eksplorasi, dari yang awalnya eksplorasi awal menjadi eksplorasi detail. Adapun di Bangka Belitung pihaknya menambah eksplorasi awal, dan pada 2024 diharapkan dapat melakukan eksplorasi detail di Ketapang, Sibolga dan daerah lainnya.

"Dari Bangka Belitung fokus kita di Bangka Selatan. Luasnya 255 hektar dengan keterdapatan sumber daya 35.627,3 ton ini hasil eksplorasi kita," katanya.

Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto menjelaskan bahwa saat ini ketersediaan teknologi menjadi tantangan tersendiri terkait pemanfaatan LTJ di dalam negeri. Oleh sebab itu, perusahaan telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Canada Rare Earth Corporation untuk mencari teknologi yang tepat.

"Ini G to G, pendekatannya di endorse oleh Kedutaan Kanada untuk mencari teknologi yang bisa scale down ke 1000 ton. Mudah-mudahan ini tahapan dari proyek ini bisa tuntas sehingga akhir tahun bisa go," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (11/4/2022).

Adapun, jika kerja sama dengan Kanada tak membuahkan hasil, maka perusahaan akan mencari pihak penyedia teknologi lainnya. Setidaknya opsi yang paling gampang dalam mendapatkan teknologi yang sudah terbukti yaitu ke China.

Namun demikian, Achmad menyadari bahwa opsi itu tidak memungkinkan. Pasalnya, China sangat tertutup sekali mengenai teknologi untuk pengolahan dan pemanfaatan LTJ.

"China mau mengeluarkan tapi itu teknologi yang sudah lama, yang terkini tak dilepas jadi mungkin bukan pilihan yang terbaik buat kita," katanya.

Selain teknologi, faktor penting selanjutnya dalam proses pemanfaatan LTJ di tanah air adalah pasar. Tanpa adanya pasar yang dapat menyerap produksi dari olahan LTJ ini hasilnya juga akan sama saja.

"Yang menjadi penting adalah market reserve nya kemana barang ini bisa dijual, kita bisa produksi tapi tak ada yg menyerap sama aja. market ini harapannya dalam negeri sehingga itu bisa diwujudkan," kata Achmad.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: ESDM Selidiki Longsor Maut Tambang Gunung Kuda Cirebon