Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un selalu menarik untuk dibahas. Pria kelahiran 8 Januari 1984 itu kini dipuji karena sudah memimpin Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa selama 10 tahun terakhir.
Melansir Reuters, dalam perayaan 10 tahun kepemimpinannya pada Senin (11/4/2022), Korut memuji pencapaian politik Kim serta perkembangan senjata nuklir selama ia menjabat.
Acara tersebut memulai satu minggu peringatan yang juga akan mencakup peringatan 110 tahun kelahiran Kim Il Sung, pendiri Korea Utara dan kakek Kim Jong Un, pada Jumat (8/4/2022) lalu.
Di bawah kepemimpinan Kim, Korut tercatat melakukan empat dari enam uji coba nuklir, dan mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) besar-besaran. Ini diyakini para analis dapat digunakan untuk menyerang Amerika Serikat (AS) kapanpun.
Perayaan tersebut tidak hanya menandai 10 tahun sejak Kim muda terpilih sebagai pemimpin partai, tetapi juga menandakan kekuatan keluarga Kim yang tak tergoyahkan di sana. Keluarga Kim telah memerintah negara satu partai sepanjang sejarahnya.
Kim dianggap telah mengambil alih kekuasaan ketika ia diangkat menjadi panglima tertinggi militer setelah ayahnya, Kim Jong Il, meninggal pada Desember 2011 silam.
Lalu seperti apa sosok Kim?
Sebagai bungsu dari tiga putra Kim Jong Il, Kim Jong-Un menjalani sebagian besar hidupnya dari mata publik, dan sedikit yang diketahui tentang dirinya.
Kim dilaporkan dididik di Gumligen, Swiss, di International School of Berne. Selama bersekolah di Swiss, Kim menggunakan nama palsu Pak Chol dan guru-guru di sana diberitahu bahwa dia adalah putra diplomat Korea Utara.
Kemudian ia melanjutkan belajar di Kim Il-Sung National War College di Pyongyang dari 2002 hingga 2007. Di sela-sela pendidikan, Kim mulai menemani ayahnya di inspeksi militer. Diperkirakan bahwa dia bekerja baik untuk Partai Buruh Korea atau di Biro Politik Umum angkatan darat, di mana kedua organisasi tersebut terlibat dalam pengawasan pejabat pemerintah.
Setelah mengenyam pendidikan dan menjabat sebagai orang nomor satu di Korut, tahun-tahun awal pemerintahan Kim ditandai dengan konsolidasi kekuatan yang kejam dan percepatan tajam program senjata nuklir, sebagaimana dilaporkan Britannica.
Pada Desember 2013, Kim bahkan mengeksekusi pamannya sendiri, yakni Jang Song-Thaek karena dianggap mendukung dan berhubungan dekat dengan China. Setelahnya muncul kasus orang dibunuh dengan mengerikan. Para pembelot dan dinas intelijen Korea Selatan melaporkan bahwa orang-orang yang tidak menyenangkan rezim dieksekusi secara rutin.
Tidak hanya itu, setelah Februari 2013, laju ledakan bawah tanah dan uji coba rudal jarak jauh meningkat secara dramatis. Pada 2017, Korut telah melakukan total enam uji coba nuklir, termasuk setidaknya satu perangkat rudal kecil.
Selama masa kepemimpinannya, Kim sempat menghilang dari hadapan publik dan memunculkan banyak spekulasi mengenai sosok dan riwayat kesehatan Kim. Tidak hanya itu, Kim bahkan diisukan dikudeta oleh adik perempuannya sendiri, Kim Yo Jong.
Kim Yo Jong sendiri merupakan salah satu tokoh politik paling penting di Korut. Adik perempuan Kim yang berusia 31 tahunan itu resmi dipromosikan menjadi anggota Komisi Urusan Negara (SAC), badan pembuat keputusan tertinggi di Korea Utara (Korut).
Menjadi sosok yang berani, Kim Yo Jong juga jadi satu-satunya perempuan yang sempat digadang-gadang sebagai pengganti posisi Kim Jong Un sebagai pemimpin Korut.
Pada Agustus 2021, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel melaporkan Kim Jong Un telah mendelegasikan sebagian besar urusan negara kepada beberapa pembantunya dan menjadikan Kim Yo Jong "de facto nomor dua" di negara tersebut.