Ini Biang Kerok Petani Ogah Tanam Kedelai, RI Doyan Impor

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Senin, 11/04/2022 14:50 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, petani dalam negeri ogah menanam kedelai. Di sisi lain, Mentan berdalih memiliki keterbatasan wewenang dan anggaran untuk memacu produksi lokal.

"Telanjur kita impor kedelai 15 tahun. Kenapa impor? Karena zaman Pak Harto (Presiden-II RI Soeharto) swasembada kedelai itu karena ada subsidi 2 kali harga beras," kata Syahrul dalam rapat kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian, Senin (11/4/2022).

Subsidi itu, kata dia, mendorong minat bertanam petani. Sebab, produktivitas kedelai hanya 1,5 ton per hektare (ha).


"Kalau harga beli dari petani itu Rp5.000 per kg yang dibeli dari Brasil atau Amerika, nggak akan ada yang mau tanam kedelai. Lebih baik menanam jagung yang produktivitasnya 6 ton per tahun," kata Syahrul.

Hanya saja, imbuh dia, tahu dan tempe adalah makanan penting bagi masyarakat Indonesia.

"Saya merasa di-challenge. Persoalannya kita rakyat Indonesia makan tahu tempe, dan ini gunanya negara. Saya ngomong begini di rakor," ujar Syahrul.

Sementara itu, untuk tahun 2023, Kementerian Pertanian menargetkan produksi kedelai nasional mencapai 550 ribu ton. Sementara, kebutuhan nasional untuk produksi tahu dan tempe saja membutuhkan 3 juta ton. Sehingga 90% dari kebutuhan tersebut harus dipasok impor.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Mentan Genjot Produksi Gandum dan Kedelai RI