Gegara Kecanduan Impor, RI Kian Terpuruk Saat Minyak Meroket

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 April 2022 14:55
Oil pump silhouette at night. Foto: kotkoa / Freepik
Foto: kotkoa / Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak mentah dunia yang terus melambung disebut akan terus membebani keuangan RI. Apalagi tingkat produksi minyak mentah dalam negeri tak sebanding dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) domestik.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menilai bahwa akar permasalahan pemenuhan minyak di dalam negeri selama ini terjadi karena adanya impor dengan jumlah besar. Sehingga, ketika ada ketegangan antara Rusia-Ukraina yang mengerek kenaikan harga minyak di pasar internasional turut menambah beban keuangan RI.

"Ketegangan geopolitik menambah ketegangan buat market internasional jadi meningkat lagi. Sebelum perang ini juga sudah tinggi harganya," kata Komaidi kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Senin (11/4/2022).

Oleh sebab itu, sudah sewajarnya bagi Pertamina untuk melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi pada 1 April lalu. Mengingat, kenaikan harga BBM non subsidi seperti Pertamax tidak akan berdampak besar bagi perekonomian RI.

Sementara, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha menilai bahwa naiknya harga komoditas energi di pasar internasional tentu saja berdampak bagi Indonesia. Khususnya terkait pemenuhan/pengadaan minyak mentah untuk domestik.

Pasalnya tingkat produksi minyak nasional tak sebesar konsumsi saat ini. Sehingga, mau tak mau, Indonesia harus terus mengamati kondisi geopolitik global yang berpengaruh pada harga minyak mentah.

"Ketergantungan Eropa dari Rusia tinggi dengan adanya larangan saya dengar masih belum jalan, kalau ini sampai terjadi otomatis pasokan dari minyak Opec tidak bergerak maka harga akan tinggi," ujarnya.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, Senin (11/4/2022) per pukul 11.24 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2022 turun 2,33% ke level US$ 100,39 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2022 turun 2,38% ke level US$ 95,88 per barel.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek! Upaya RI Amankan Pasokan Energi Di Tengah Ancaman Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular