Bos-Bos HP Roxy Bangkrut Kripto, Glodok Sepi Jadi Jual Tisu!
Jakarta, CNBC Indonesia - Efek pandemi selama dua tahun lebih benar-benar memukul sektor ritel khususnya elektronika yang dijual secara offline. Efeknya pusat-pusat perbelanjaan legendaris untuk elektronika seperti Glodok, sampai ITC Roxy dan lainnya kondisinya tak seramai seperti sebelum pandemi apalagi di masa-masa kejayaannya.
CNBC Indonesia pada pekan lalu melakukan penelusuran untuk kesekian kali pada mal-mal legendaris di atas, kondisinya memang masih belum banyak berdenyut di salah satu jantung bisnis di Jakarta ini. Pemandangan kios-kios yang biasanya penuh sesak pengunjung, kini seolah tinggal kenangan.
Ada Fenomena Bos Roxy Bangkrut Main Kripto
Kondisi pandemi memukul keras para pedagang ponsel di ITC Roxy, tak sedikit dari mereka mencoba mengambil jalan pintas untuk mendapatkan cuan. Sayangnya ada yang mencoba berivestasi di mata uang digital kripto, bukannya cuan malah tak sedikit malah buntung.
"Banyak yang ketipu kripto, banyak temen saya yang jualan di sini juga, karena PSBB orang jadi main gituan (kripto). Siapa sih yang nggak tergiur ketika itu," kata Roy, pemilik Loy's Shop yang berlokasi di lantai I ITC Roxy kepada CNBC Indonesia di lokasi, Kamis (7/4/22).
Investasi kripto kala itu memang menawarkan keuntungan besar dengan singkat. Hal itu menarik banyak pedagang ITC Roxy yang mengalami tekanan dalam bisnis dan keuangan di awal pandemi lalu. Mereka rela mengeluarkan uang modal demi bisa mendapat untung secara cepat.
"Loss ada yang miliaran, ada yang Rp 400 juta. Akhirnya tutup bangkrut. Di sini tutup nggak jualan lagi," ungkap Roy.
Sepinya gerai di pusat belanja ini karena para pedagang yang sebelumnya fokus jual offline kini beralih ke online. Sehingga penyediaan tempat sudah tidak begitu diandalkan dalam mendongkrak penjualan.
"Saya ngandelin di online aja, kalau disini paling cuma 1-2 unit aja yang terjual seharinya. Sementara kalau online sekarang bisa 20 unit via online," kata Roy.
Fenomena Glodok Masih Sepi
Kondisi pusat perbelanjaan legendaris di DKI Jakarta kian mengkhawatirkan, salah satunya adalah Glodok City. Mal yang dikenal sebagai pusat penjualan laptop itu dulu sangat ramai, namun kini nampak begitu sepi.
Pantauan CNBC Indonesia di lokasi, sepinya Glodok merata di tiap lantai, utamanya di bagian dalam. Pada lantai 2 terlihat beberapa toko menjual alat kesehatan seperti masker serta tisu.
Sementara lantai dasar blok AKS yang berlokasi agak dalam terlihat banyak toko yang tutup, kurang lebih ada 10 toko.
Beberapa pemilik menuliskan kiosnya tengah disewakan. Namun, ada juga yang tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Pengelola yakni Perumda Pasar Jaya UPB Pasar Glodok pun menyegelnya.
"Ditutup Sementara sampai ada penyelesaian administrasi," tulis Perumda Pasar Jaya pada beberapa kios.
(hoi/hoi)