
Perundingan Terhambat, Rusia Sebut Proposal Ukraina Tak Layak

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia mengatakan proposal perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak dapat diterima. Hal ini membuat perundingan damai antara kedua pihak berjalan lambat.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan proposal yang terbaru ini ditawarkan Kyiv jauh dari poin yang disepakati sebelumnya.
"Ketidakmampuan untuk menyetujui seperti itu sekali lagi menyoroti niat sebenarnya Kyiv, posisinya menarik keluar dan bahkan merusak pembicaraan dengan menjauh dari kesepahaman yang dicapai," kata Lavrov seperti dikutip Reuters, Kamis (7/4/2022).
Sebelumnya, Kremlin menuduh campur tangan negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) telah menghambat proses kemajuan ini.
Salah satu hal yang dianggap menghambat perdamaian bagi Rusia adalah soal tuduhan pembantaian warga sipil di kota Bucha, Ukraina. Kyiv dan Barat mengatakan ada bukti, termasuk gambar dan kesaksian saksi yang dikumpulkan.
"Satu-satunya hal yang dapat saya katakan adalah bahwa pekerjaan (dalam pembicaraan) terus berlanjut. Namun masih ada jalan panjang di depan. Proses pekerjaan sedang berlangsung tetapi ini terseret lebih dari yang kita harapkan," ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, Kremlin justru menuduh figur Neo Nazi Ukraina yang juga anggota Batalyon Azov, Sergey Korotkih, menjadi dalang dari kejadian ini.
"Ia yang memberikan perintah untuk menembak orang tanpa ada tanda khusus, yaitu warga sipil biasa," tulis keterangan itu.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya serta membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya layaknya Nazi.
Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras. Perjuangan menghentikan Rusia ini juga mendapat sokongan Barat yang menjatuhkan deretan sanksi kepada Moskow agar serangan ini dihentikan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat