Harga Daging Sapi 'Terbang' Pedagang Teriak Minta Tolong

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
07 April 2022 15:10
Penjual daging sapi di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (6/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Penjual daging sapi di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (6/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi meminta pemerintah turun tangan mengatur harga daging sapi di tingkat feedlotter. Pasalnya, ujar dia, lonjakan harga saat ini dipicu tingginya harga di hulu.

Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS) mencatat harga rata-rata nasional daging pada 7 April 2022 bergerak di rentang Rp125-135 ribu per kg, tergantung kualitas. Di beberapa titik di Indonesia, harga daging sapi terpantau tembus Rp150.000 per kg. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga daging sapi paha belakang pada 6 April 2022 naik Rp300 jadi Rp131.900 per kg dibandingkan sehari sebelumnya.

Asnawi mengatakan, meski ada kenaikan harga beli sapi bakalan di negara asalnya Australia, perusahaan penggemukan (feedlotter) di dalam negeri masih diuntungkan. Sebab, imbuh dia, feedlotter membeli sapi bakalan ukuran maksimal 300 kg.

Sapi-sapi tersebut, ujarnya, kemudian masuk kandang peternakan feedlotter. Digemukkan hingga masuk bobot ideal dijual, sekitar 500 kg.

"Artinya, biaya beli impor dan pakan itu tidak hilang. Sapinya kan makan tidur, dan pakan yang dimakan menambah bobot. Itu investasi si feedlotter. Seharusnya, harga jual feedlotter itu layaknya Rp56.000 - 57.000 per kg bobot hidup," kata Asnawi kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/4/2022).

Karena itu, lanjut dia, saatnya pemerintah turun tangan tetapkan harga jual tertinggi bobot hidup sapi siap potong.

"Sekarang harga jual di feedlotter itu sudah Rp58.000 - 59.000, bahkan mengarah ke Rp60.000 per kg hidup. Kementerian Perdagangan (Kemendag) seharusnya bisa intervensi harga agar tidak liar. Kan pemerintah tahu harga beli sapi bakalan persisnya berapa, biaya penggemukan berapa? Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag seharusnya bisa atur," kata Asnawi.

Namun, hingga berita ini diturunkan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana tidak memberikan respons.

"Bobot hidup sapi bakalan impor itu 250-300 kg per ekor, dan masa penggemukan 3-4 bulan. Bobot sapi siap potong yang dijual itu 500 kg, tapi daging hanya 175g. Sisanya kulit 35 kg, lalu darah, kotoran, air itu 130 kg, sisanya tulang rusuk, tulang leher, lemak, kaki, dan organ dalam (jeroan)," ungkapnya.

Sementara, dia menambahkan, harga pokok produksi di rumah potong hewan itu biasanya 2 kali lipat untuk setiap kilogram harga bobot hidup. Ditambah lagi biaya potong, retribusi, hingga upah tenaga kerja.

"Harga timbang hidup sapi dan karkas adalah Rp29 juta untuk ukuran 500 kg atau Rp116.000 per kg di RPH, konsumen akhir akan membayar Rp140-150 ribu per kg. Daging itu kemudian dijual ke distributor lalu ke pedagang. Kalau beli di pasar bisa negosiasi," katanya.

"Pemilik barang, di hulu, pasti bisa leluasa asal menaikkan harga. Yang sulit itu di pedagang pengecer. Tidak bisa asal menaikkan harga demi untung besar, maksimal paling 5%. Karena kalau terlalu mahal, nggak ada yang beli," tambahnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Harga Daging Sapi Diprediksi Bakal Melambung

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular