Internasional

Horor Covid Hong Kong: Mayat-mayat Numpuk, Rumah Duka Penuh

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
Kamis, 07/04/2022 10:00 WIB
Foto: Petugas memindahkan jenazah ke dalam kontainer berpendingin ksaat kamar jenazah kehabisan ruang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19)di Hong Kong, Sabtu (5/3/2022). (REUTERS/Tyrone Siu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hong Kong masih diserang gelombang ke-5 Covid-19. Sejak awal Februari hingga kini, telah dilaporkan lebih dari satu juta infeksi.

Terbaru, mengutip laporan Reuters, rumah duka di Hong Kong semakin penuh. Bahkan jenazah pasien meninggal corona juga menumpuk.


"Saya belum pernah melihat begitu banyak mayat ditumpuk bersama-sama," kata direktur pemakaman Lok Chung, dikutip Kamis (6/4/2022).

"Saya belum pernah melihat anggota keluarga begitu sedih, sangat kecewa, sangat tidak berdaya."

Chung mengaku sejak kasus Covid-19 naik ia telah bekerja sepanjang waktu. Rata-rata ia mengurus pemakaman 40 warga di Maret kemarin dari sekitar 15 dalam satu bulan biasanya.

Menumpuknya mayat-mayat bukan tanpa sebab. Hong Kong kini sudah mencatat total 8.000 kematian, kebanyakan didorong gelombang terbaru.

Tempat-tempat kamar mayat terisi penuh. Dokumen kematian yang lama diterbitkan juga membuat proses pemakaman makin lama.

"Keluarga seorang wanita yang meninggal pada 1 Maret masih menunggu surat-surat untuk memungkinkan mereka mengklaim tubuhnya," tegas Chung lagi.

Foto: Petugas memindahkan jenazah ke dalam kontainer berpendingin ksaat kamar jenazah kehabisan ruang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di luar rumah duka di Hong Kong, Sabtu (5/3/2022). (REUTERS/Tyrone Siu)
Petugas memindahkan jenazah ke dalam kontainer berpendingin ksaat kamar jenazah kehabisan ruang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di luar rumah duka di Hong Kong, Sabtu (5/3/2022). (REUTERS/Tyrone Siu)

Banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal juga membuta sejumlah alat persembahan di pemakaman China langka. Biasanya ketika seseorang meninggal, keluarga akan membakar beberapa barang dari kertas seperti uang kertas, mobil hingga rumah.

Sebagian besar keterlambatan disebabkan oleh kemacetan transportasi dari kota tetangga di Cina selatan, Shenzhen. Kota itu juga tengah memerangi Covid-19 di mana perbatasan dengan Hong Kong juga ditutup.

"Infeksi di antara staf di rumah duka juga menimbulkan tantangan yang signifikan," kata direktur pemakaman lainnya, Hades Chan dikutip laman yang sama.

"Hampir seperempat orang tidak bisa bekerja. Jadi, beberapa panti harus mengumpulkan staf di antara mereka sendiri untuk tetap bekerja."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan