Bos Pertamina: Tenteng Satu LPG 3 Kg, Subsidinya Rp 33.750

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 07/04/2022 09:29 WIB
Foto: Infografis/ Indonesia Kaya akan Gas Alam Tapi Impor LPG/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa sejauh ini pemerintah masih memberikan subsidi kepada masyarakat atas pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram (kg) atau elpiji gas tabung melon. Adapun subsidi yang ditanggung pemerintah mencapai Rp 11.250 per kg dari setiap pembelian per kg tabung gas warna hijau itu.

"Subsidinya Rp 11.250 per kg. Itu subsidi Rp 33.750 (untuk 3 kg) jadi mohon penyaluran ini harus tepat sasaran. Ini kan tidak, pemakaian LPG 3 kg ini dinikmati oleh 93% warga Indonesia bukan mereka yang kurang mampu," ungkap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dala Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (7/4/2022).

Dalam RDP dengan Komisi VII DPR itu, Nicke memang mempertanyakan apakah 93% LPG yang beredar tersebut penggunanya merupakan untuk kalangan warga tidak mampu? Pasalnya, subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk LPG 3 kg tiap tahunnya begitu besar.


"Kalau sampai 93% ini kan gak semuanya tidak mampu dan jualan warteg. Jadi kami minta pemerintah untuk mendetailkan kriteria. Supaya monitoring dan penindakan jelas," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (6/4/2022).

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai PKS, Diah Nurwitasari meminta supaya pemerintah tidak menaikkan harga LPG 3 Kilogram. Adapun jika kebijakan tersebut tetap dilakukan, maka kenaikan LPG 3 kg akan menjadi kado terpahit pada masa Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2022, terlebih belum lama ini pemerintah baru saja menaikkan harga minyak goreng hingga BBM non subsidi.

"Saya terus terang tidak bisa membayangkan. Kenaikan Pertamax, kelangkaan solar, kenaikan harga minyak goreng itu sudah jadi kado pahit. Kalau sampai LPG 3 kg subsidi ini naik mungkin akan jadi kado terpahit di bulan Ramadhan ini," terang Diah dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Pertamina, Rabu (6/4/2022).

Menurut dia, rencana kenaikan harga LPG 3 kg ini seharusnya tidak melulu dikait-kaitkan karena terjadinya Perang antara Rusia dengan Ukraina. Pasalnya berbeda dengan BBM, 93% pengguna LPG merupakan rakyat menengah bawah, sehingga kenaikannya bakal berdampak terhadap ekonomi RI.

"Pasti sangat menyakitkan. Ini memang kita pemerintah harus memberikan solusi yang cerdas. Kalau untuk pandemi bisa refocusing, kenapa menghadapi ini kita tidak bisa refocusing anggaran, agar jelas bahwa anggaran diberikan keberpihakan pada masyarakat," ujar Diah.

Sepertti diketahui sebelumnya, pemerintah memberikan sinyal kenaikan harga LPG 3 kg. Hal itu diutarakan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia mengatakan, rencana kenaikan harga LPG 3 kg ini akan dilakukan secara bertahap.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti (kenaikan), karena itu Pertamax, Pertalite. Premium belum. mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," tuturnya usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (1/4/2022).

Senada dengan Luhut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih melakukan kajian terhadap harga LPG ukuran tabung 3 kilogram.

Hal itu disampaikan Airlangga menjawab pertanyaan wartawan perihal rencana kenaikan Pertalite dan elpiji 3 kg seusai mengikuti sidang kabinet paripurna tentang antisipasi situasi dan perkembangan ekonomi dunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).

"Saat sekarang kita masih mengkaji. Setelah kita kaji, kita akan umumkan. Tetapi saat sekarang belum," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina