
Potret Kerusuhan di Peru, Dipicu Kenaikan Harga Bahan Bakar
Pengunjuk rasa di dekat kota Ica di selatan membakar gerbang tol dan bentrok dengan polisi ketika protes meluas.

Warga Peru melanjutkan gelombang protes terhadap lonjakan cepat harga bahan bakar dan pupuk yang dipicu oleh invasi Rusia di Ukraina. (REUTERS/ANGELA PONCE)

Pemerintah negara di pegunungan Andes itu sedang berupaya menurunkan harga-harga. Pengunjuk rasa di dekat kota Ica di selatan membakar gerbang tol dan bentrok dengan polisi ketika protes meluas dari dataran tinggi Peru ke pesisir. (REUTERS/ANGELA PONCE)

Protes pecah saat para petani dan truk-truk memblokade sejumlah jalan tol utama negara itu menuju ke Lima yang menyebabkan lonjakan harga pangan secara tiba-tiba di ibu kota Peru itu. (REUTERS/ANGELA PONCE)

Pemerintah pada akhir pekan lalu menanggapi protes dengan mengajukan penghapusan sebagian besar pajak bahan bakar sebagai upaya menurunkan harga dengan cepat. Selain itu, upah minimum juga dinaikkan sekitar 10 persen menjadi 1.205 soles (Rp4,7 juta) per bulan. (REUTERS/ALESSANDRO CINQUE)

Protes dan unjuk rasa menjadi ujian bagi kepresidenan sayap kiri Pedro Castillo, seorang petani dan guru yang memenangi pemilihan tahun lalu dengan dukungan tinggi dari warga miskin pedesaan Peru. (REUTERS/ALESSANDRO CINQUE)

Namun, dukungan kepadanya terus menurun dan saat ini hanya berkisar sekitar 25% secara keseluruhan, menurut jajak pendapat. Peru juga sudah menetapkan status darurat di sektor pertaniannya karena kenaikan harga pupuk yang dipicu oleh sanksi Barat terhadap Rusia, pengekspor utama potasium, amonia, urea, dan nutrisi tanah lainnya. (REUTERS/ALESSANDRO CINQUE)