
'Senjata' Jokowi Agar Warga Tetap Belanja Meski Harga Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan amunisi terakhir dalam menyikapi kenaikan harga barang yang sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Amunisi ini diharapkan jadi daya gedor agar masyarakat tidak terbebani.
Kenaikan harga barang memang tak terelakkan, dipicu oleh beberapa faktor seperti tingginya permintaan serta peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang menjadi biang keladi harga komoditas melonjak.
Elpiji hingga bahan bakar minyak (BBM) merupakan komoditas yang mengalami kenaikan harga. Bahan pangan seperti daging sapi, daging ayam, minyak goreng, bawang putih, terigu, hingga mie instan pun mengalami kenaikan.
"Saya telah menginstruksikan jajaran pemerintah untuk melihat secara detail harga-harga pangan dan energi itu, dan mencermati pilihan-pilihan kebijakan yang bisa kita ambil," kata Jokowi dikutip laman Instagram resminya @jokowi, Rabu (6/4/2022).
Jokowi sendiri telah menginstruksikan kepada jajarannya terkait perlunya program perlindungan sosial agar rakyat tidak menanggung seluruh beban akibat kenaikan harga tersebut.
Berbagai program perlindungan sosial yang diberikan pemerintah antara lain Kartu Sembako bagi 18,8 juta penerima, Program Keluarga Harapan dengan tambahan dua juta penerima.
Selain itu, pemerintah juga memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng sebesar Rp 300 ribu untuk tiga bulan. Program BLT Dana Desa juga terus dilanjutkan.
Selain itu, ada program bantuan baru yaitu Bantuan Subsidi Upah untuk 8,8 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta sebesar Rp1 juta per penerima.
"Saya berharap segenap bantuan dan subsidi tersebut dapat tepat sasaran," tegasnya
Jokowi sadar betul kenaikan harga barang akan berdampak terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Padahal, konsumsi rumah tangga selama ini masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan BLT akan membatasi dampak penurunan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, BLT juga akan menjaga pertumbuhan konsumsi di kuartal II tahun ini.
"Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan berkisar 4-5% pada kuartal I dan II," tuturnya
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga mengemukakan hal yang sama. Pemerintah diharapkan bisa mempercepat realisasi bantuan sosial untuk menjadi buffer bagi kenaikan harga-harga.
"Daya beli masyarakat pasti terpengaruh. Jadi kalau pemerintah kasih subsidi yang berlanjut ke masyarakat bawah, ini akan menolong. BLT tetap diperlukan untuk masyarakat miskin," tutur Andry.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaya Jokowi Ngabuburit: Blusukan & Sebar Duit Rp 1,5 Juta
