Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mengkaji kenaikan harga LPG ukuran tabung 3 kilogram (kg). Kebijakan subsidi ini dipertanyakan mengingat masyarakat tengah menghadapi kenaikan harga barang secara bertubi-tubi mulai dari minyak goreng, cabai rawit, hingga Pertamax.
"Masyarakat kita baru saja mengalami kenaikan beberapa komoditas barang sehingga menambah beban mereka. Biarkan masyarakat bernapas dahulu untuk meningkatkan perekonomian mereka sampai masyarakat sudah siap untuk menerima kenaikan barang subsidi. ," tutur Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, kepada CNBC Indonesia.
Mamit menambahkan perekonomian masyarakat juga belum sepenuhnya pulih setelah terimbas pandemi Covid-19. Dia menjelaskan kenaikan harga minyak mentah dunia memang akan menambah beban subsidi elpiji 3 KG. Namun, pemerintah juga tengah diuntungkan oleh meroketnya harga-harga komoditas.
"Pemerintah bisa mengalokasikan windfall yang didapatkan dari kenaikan harga komoditas untuk menambal beban subsidi," tuturnya.
 Foto: Kementerian Keuangan Sasaran Realisasi Penyebaran Subsidi LPG 3 kg |
Mamit menjelaskan harga Elpiji 3 KG saat ini memang sangat jauh dari harga keekonomian. Dengan harga LPG NPSO yang saat ini berada Rp 15.500 per kg sementara LPG subsidi adalah Rp 7.000 per kg, Mamit memperkirakan subsidi LPG yang harus ditanggung pemerintah mencapai lebih dari Rp 8.500 per kg.
Rencana kenaikan harga elpiji 3 KG disampaikan pertama kali oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (1/4/2022). Rencana tersebut disampaikan kembali hari ini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Saat sekarang kita masih mengkaji. Setelah kita kaji, kita akan umumkan. Tetapi saat sekarang belum," kata Airlangga seusai mengikuti sidang kabinet paripurna tentang antisipasi situasi dan perkembangan ekonomi dunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Pemberian subsidi LPG 3 Kg merupakan bagian dari program konversi minyak tanah ke LPG yang dinisiasi tahun 2006 dan dilaksanakan 2007. Konversi diharapkan bisa menekan subsidi energi, mengurangi penyalahgunaan subsidi minyak tanah, serta meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Laporan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) berjudul Policy Paper (Naskah Kebijakan) Reformasi Kebijakan Subsidi LPG Tepat Sasaran: Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan menyebutkan secara teori, pemakaian 1 liter minyak tanah setara dengan 0,57 Kg LPG sehingga penggunaan LPG dipandang lebih hemat daripada minyak tanah.
Namun, upaya menekan subsidi ternyata tidak terealisasi. Data menunjukan subsidi elpiji 3 kg kerap jauh melebihi kuota. Angkanya juga terus melonjak tiap tahun.
Realisasi subsidi LPG 3 kg pada tahun 2020 mencapai Rp 32,8 triliun, jauh di atas alokasinya yakni Rp 23,5 triliun. Pada tahun 2021, realisasi subsidi LPG 3 kg menembus Rp 67,6 triliun. Angka itu jauh di atas alokasi yang diteta-kan yakni Rp 40,3 triliun.
Kementerian Keuangan menjelaskan subsidi disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari perluasan wilayah program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg dan pertumbuhan alami kebutuhan konsumsi masyarakat. Faktor lain adalah peningkatan kebutuhan belanja subsidi LPG yaitu tingkat harga LPG tabung 3 kg tidak pernah mengalami penyesuaian sejak 2008 sebesar Rp 4.250 per kg.
TNP2K mengatakan salah satu faktor dari pembengkakan subsidi adalah banyaknya masyarakat yang seharusnya tidak menikmati subsidi malah menikmati subsidi. Disparitas harga antara LPG tabung 3 kg dan 12 kg sangat lebar sehingga masyarakat beralih ke LPG 3 kg.
Di tingkat ritel di Jakarta, isi ulang LPG 3 kg dibanderol Rp 16.000-22.000 sementara untuk LPG 12 kg sebesar Rp 175.000.
Berdasarkan studi, hanya 39% pengguna elpiji 3 Kg yang masuk dalam 40% rumah tangga paling miskin. Pengguna elpiji 3 kg juga lebih sedikit di pedesaan yang sebenarnya menjadi target utama subsidi.
Kemenkeu menjelaskan distribusi LPG 3 kg yang dilakukan secara terbuka juga membuat upaya pemerintah menekan subsidi tidak berjalan optimal.
Pada tahun ini, pemerintah semula berencana melaksanakan transformasi subsidi LPG Tabung 3 Kg dari subsidi berbasis komoditas (terbuka) menjadi subsidi berbasis orang (target penerima/tertutup).
Namun, bulan lalu, pemerintah mengatakan masih menunggu waktu yang tepat untuk menerapkan kebijakan tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA