
Pajak Naik, Sembako Naik, Apa-apa Naik! Ramadan Prihatin?

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan momen Ramadan dan Lebaran akan sangat membantu tingkat kunjungan, penjualan barang di pusat-pusat perbelanjaan, hingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II tahun ini.
"Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan akan meningkat sekitar 30% dari bulan Ramadan dan Idul Fitri 2021 lalu," tutur Alphonzus, kepada CNBC Indonesia.
Dengan tingginya kunjungan ke mal dan pusat perbelanjaan selama Ramadan dan Lebaran, maka rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tahun ini mencapai 70-80%. "Yang mana lebih baik dari 2020 yang hanya mencapai 50% dan tahun 2021 yang hanya mencapai 60% dibandingkan dengan sebelum pandemi," ujarnya.
Tingkat kunjungan ke mal dan pusat perbelanjaan mengalami pasang surut selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tingkat kunjungan ke mall di Jakarta turun drastis saat penerapan PPKMM Level 4. bulan Agustus 2021, saat PPKMN Level 4 dilonggarkan, tingkat kunjungan ke mall masih di kisaran 15-20% karena belum diizinkannya anak-anak masuk ke mall.
Data Indeks belanja (Mandiri Spending Index/MSI) menunjukan indeks mulai bergerak positif di awal Maret setelah terkontraksi di Februari. Indeks diperkirakan akan konsisten meningkat mulai pertengahan Maret hingga pertengahan Mei seiring pelonggaran mobilitas dan periode Ramadan dan Lebaran di awal April hingga awal Mei 2022.
Sementara itu, survei Bank Indonesia menunjukkan kinerja penjualan eceran di tertahan di bulan Februari 2022. Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari ada di 202,8.
Secara tahunan, IPR memang masih naik 15,2% dibandingkan Februari tahun lalu. Namun, angka tersebut lebih rendah dibandingkan yang tercatat di Januari (209,6).
Responden juga memperkirakan penjualan eceran pada April akan meningkat tetapi menurun pada Juli. Indeks Eskpektasi Penjualan April diperkirakan mencapai 151,8 meningkat dibandingkan 141 pada bulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan permintaan masyarakat selama Ramadan.
Namun, Indeks Ekspektasi Penjualan Juli diperkirakan turun ke level 143,1 dari 144,7 di bulan Juni karena moderasi permintaan masyarakat.
![]() |
Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), mengatakan kenaikan harga barang-barang akibat meningkatnya tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan membuat orang mengerem belanja. Kenaikan PPM sebesar 1% menjadi 11% pada awal April akan berimbas pada 30.000 item barang yang dijual di pasar ritel.
"Otomatis akan ada penahanan belanja. Ini kan pandeminya belum selesai sehingga masih ada lapisan masyarakat yang menahan belanja. Kalaupun belanja, market size tidak akan setinggi sebelum pandemi," tutur Roy.
Roy mengingatkan perang Rusia-Ukraina dan kenaikan harga pangan dan energi di tingkat global juga membuat sebagian masyarakat akan khawatir. Mereka kemungkinan akan memilih saving daripada belanja. "Ada kekhawatiran sehingga konsumsi bisa tertekan padahal konsumsi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]