Internasional

Jelang Pemilu, Pemimpin Hong Kong Ogah Maju 2 Periode

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 April 2022 14:35
Hong Kong Chief Executive Carrie Lam listens to reporters' questions during a press conference in Hong Kong, Tuesday, June 30, 2020.  Hong Kong media are reporting that China has approved a contentious law that would allow authorities to crack down on subversive and secessionist activity in Hong Kong, sparking fears that it would be used to curb opposition voices in the semi-autonomous territory. Lam declined to comment on the national security law at a weekly meeting with reporters, saying it was “inappropriate” for her to do so while the Standing Committee meeting was still in progress.(AP Photo/Vincent Yu)
Foto: China sahkan hukum keamanan nasional Hong Kong. (AP/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memutuskan untuk tidak lagi maju dalam pemilihan berikutnya pada Mei mendatang. Keputusan ini membuat Carrie dipastikan tidak akan lagi menjadi pemimpin wilayah otonomi itu.

Dalam sebuah konferensi pers, Carrie mengatakan bahwa ini merupakan keputusan pribadinya dan telah didiskusikan dengan keluarga. Ia juga telah menyampaikan niatnya ini kepada pemerintahan pusat.

"Ini bukan soal mengevaluasi kinerja saya atau kinerja pemerintah Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong dalam periode ini. Ini adalah pertanyaan tentang keinginan dan aspirasi pribadi saya," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International, Senin (4/4/2022).

"Jadi, saya mengambil kesempatan paling awal ini untuk memberitahu publik melalui media bahwa saya tidak akan ikut serta dalam pemilihan kepala eksekutif yang akan datang," tambahnya.

Carrie pun juga menolak lebih jauh dalam mengomentari calon-calon penggantinya. Laporan media lokal mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan Kepala Sekretaris Hong Kong John Lee akan mengundurkan diri untuk bergabung dengan pemilihan kepala eksekutif.

Periode pencalonan sendiri dimulai pada Minggu, (3/4/2022), dan pemilihan dijadwalkan berlangsung pada 8 Mei. Kepala eksekutif dipilih setiap 5 tahun dan pemilihan sebelumnya ditunda karena lonjakan kasus Covid-19 di wilayah milik China itu.

Perlu diketahui, Hong Kong adalah wilayah administratif khusus China yang diatur di bawah kerangka kerja "satu negara, dua sistem". Kota ini memiliki hak pemilihan yang terbatas dan sistem hukum serta ekonomi yang sebagian besar terpisah.

Carrie sendiri dianggap publik Hong Kong sebagai figur yang berada di bawah kendali Beijing. Pasalnya ia juga menjadi motor RUU ekstradisi buronan China yang berada di Hong Kong.

Ini sempat membuat jabatannya terguncang oleh demonstrasi besar yang mendorong pengunduran dirinya pada Juni 2019 lalu. Protes berlangsung selama berbulan-bulan, dan di beberapa kesempatan berubah menjadi aksi kekerasan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kominfo-KPU Waspada Serangan Siber, Patroli Digital 24 Jam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular