Internasional

Amit-amit Kaya Ukraina, Ini "Senjata" Taiwan Lawan China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 12:05 WIB
Foto: Bendera Taiwan (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak Rusia menyerang Ukraina, keamanan Taiwan menjadi pembicaraan. Muncul prediksi bahwa suatu hari China dapat mengikuti jejak Moskow untuk mengambil alih pulau itu.

Bagi Taiwan, mereka adalah negara merdeka. Namun bagi China, Taiwan adalah provinsinya yang membelot.


Meski begitu, Taiwan rupanya memiliki senjata rahasia yang tidak dimiliki Ukraina. Yakni dominasi dalam pembuatan semikonduktor yang menurut beberapa analis penting dalam mencegah invasi oleh China.

Serangan China ke Taiwan akan memicu kejatuhan ekonomi global karena posisi pulau itu sebagai titik area paling rentan dalam rantai nilai teknologi. Ini membuat bayarannya sangat tinggi bagi China.

Apalagi Beijing sangat bergantung pada teknologi Taiwan untuk memberi daya pada industri-industri utama untuk menggandakan produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2035.

"Strategi pencegahan terpadu Taiwan harus membuat pilihan yang jelas antara tujuan nasional untuk Beijing tetap jelas ... Entah menaklukkan Taiwan atau mempertahankan kemakmuran ekonomi," kata sarjana di Air University, Jared McKinney, dikutip dari Al Jazeera.

Taiwan menyumbang 92% dari produksi global untuk node proses semikonduktor di bawah 10 nanometer (1 nanometer adalah satu-miliar meter). Ini menjadikannya pemasok utama sebagian besar chip yang menggerakkan mesin paling canggih di dunia, dari Apple iPhone hingga jet tempur F-35.

Menurut sebuah studi oleh Boston Consulting Group, gangguan satu tahun pada pasokan chip Taiwan saja akan merugikan perusahaan teknologi global sekitar US$600 miliar. Jika basis manufakturnya hancur dalam perang, membangun kembali kapasitas produksi di tempat lain akan memakan waktu setidaknya tiga tahun dan US$350 miliar.

"China pandai dalam algoritme, perangkat lunak, dan solusi pasar," kata Direktur Konsultan di Institut Penelitian Teknologi Industri Taiwan, Ray Yang.

"Tetapi industri mereka membutuhkan banyak chip komputer berperforma tinggi (HPC) yang tidak mereka miliki ... Jika konflik mengganggu pasokan mereka, itu akan secara dramatis memperlambat ambisi AI dan 6G China," kata Yang. "Mereka harus menyusun ulang seluruh strategi industri mereka."


(tfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Taiwan Genjot Industri Drone Rp16 T