'Napas' Pariwisata Bali Masih Terengah-engah
Jakarta, CNBC Indonesia - Pariwisata diibaratkan sebagai 'napas' ekonomi di Bali. Pandemi Covid-19 membuat pariwisata Pulau Dewata ini belum bisa bernapas lega sampai sekarang. Salah satunya indikatornya adalah masih rendahnya tingkat keterisian atau okupansi kamar hotel.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan okupansi hotel klasifikasi berbintang di Bali pada Februari 2022 menempati posisi terendah dibandingkan dengan okupansi hotel di provinsi lainnya. Tingkat hunian kamar di Bali terendah untuk klasifikasi hotel berbintang atau hanya 14,86% dan untuk tingkat hunian kamar hotel non berbintang hanya 6,32%.
"Dipahami memang kunjungan, baik wisatawan maupun domestik terbatas yang ke Bali dan tingkat penghuni kamar hotel terendah di Bali pada Februari 2022," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).
Selain Bali, hunian hotel terendah lainnya juga terlihat di Provinsi Bangka Belitung dengan okupansi hanya mencapai 25,9% dan hotel non berbintang 17,03%. Begitu juga di Sulawesi Barat, dengan klasifikasi hotel berbintang hanya mencapai 21,66% dan hotel non berbintang 24,98%.
Kemudian tingkat hunian kamar hotel terendah lainnya terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hanya mencapai 28,46% untuk hotel berbintang dan hanya 10,08% untuk hotel non berbintang.
Adapun provinsi yang mencatatkan okupansi hotel berbintang tertinggi pada Februari 2022 yakni Kalimantan Timur dengan okupansi mencapai 58,9%, Kalimantan Utara 48,94%, Sumatera Selatan 48,69%, dan Lampung 48,48%.
Secara keseluruhan, Margo merinci, okupansi hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Februari 2022 mencapai 38,54%, naik 6,14 poin dibandingkan dengan okupansi pada Februari 2021.
Tingkat okupansi pada Februari yang mencapai 38,54%, menurun 3,89 poin jika dibandingkan dengan Januari 2022.
Berdasarkan klasifikasi hotel bintang, hunian ertinggi hotel bintang pada Februari 2022 tercatat pada hotel bintang 3 sebesar 41,24%, sedangkan hunian terendah masih tercatat pada hotel bintang 1 sebesar 28,94%.
Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2021, peningkatan okupansi hotel bintang paling besar tercatat pada hotel bintang 1 sebesar 9,50 poin. Sebaliknya, jika dibandingkan kondisi Januari 2022, penurunan terbesar tercatat pada hotel bintang 5 sebesar 9,4%.
Padahal, jumlah kunjungan wisman dengan moda angkutan udara pada Februari 2022 melonjak sebesar 150,83% dibandingkan Februari 2021. Kenaikan tajam tercatat di Bandara Ngurah Rai-Bali sebesar 10.675% (dari 12 menjadi 1.293 kunjungan).
Secara keseluruhan, BPS mencatat bahwa jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada Februari 2022 mencapai 18,46 ribu kunjungan, naik 151,98% jika dibandingkan jumlah kunjungan pada Februari 2021.
Adapun dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman dari pintu masuk utama pada Februari 2022 juga meningkat sebesar 21,91%.
Jumlah kunjungan wisman pada Februari 2022 terdiri atas wisman yang berkunjung dengan moda angkutan udara sebanyak 17,83 ribu kunjungan, moda angkutan laut sebanyak 395 kunjungan, dan moda angkutan darat sebanyak 226 kunjungan.
(cap/mij)