Internasional

Damai Palsu! Rusia Siapkan Serangan Lebih Ngeri ke Ukraina?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 01/04/2022 09:05 WIB
Foto: Bangkai Armored Personnel Carriers (APC) dan kendaraan militer terlihat di garis depan dekat Kyiv saat serangan Rusia ke Ukraina, Ukraina, Selasa (29/3/2022). (REUTERS/Gleb Garanich)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan mengenai mundurnya pasukan Rusia dari beberapa wilayah Ukraina diyakini sebagai langkah penghimpunan kekuatan kembali untuk menjalankan serangan yang lebih besar. Hal ini disampaikan oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Polandia, dan Inggris.

Dalam sebuah pernyataan, seorang sumber Pentagon mengatakan bukti dari asumsi ini adalah aksi Rusia yang menerbangkan 300 misi serangan di atas Ukraina kemarin.

"Kami tentu saja belum melihat indikasi bahwa salah satu dari pasukan ini akan kembali ke rumah atau mereka dibawa pergi dari pertarungan selamanya. Apa yang terus kami yakini adalah bahwa pasukan ini akan dipasang kembali dan dimasukkan kembali ke Ukraina," kata pejabat itu dikutip CNN International, Jumat (1/4/2022).


Pejabat itu meyakini bahwa ada permasalahan besar yang dihadapi Rusia selama serangannya ke Ukraina. Hal ini meliputi distribusi logistik yang mandek sehingga pasukan-pasukan Moskow mengalami degradasi moral.

"Kami terus melihat masalah kohesi unit, masalah komando dan kontrol, masalah dengan kepemimpinan yang salah dan tentu saja kami terus melihat lagi bukti anekdot tentang moral yang buruk dan kinerja yang buruk oleh pasukan di medan perang."

Keterangan sumber ini kemudian diperkuat oleh pernyataan sekretaris pers Pentagon John Kirby. Ia mengatakan belum ada indikasi Kremlin menarik diri secara penuh.

"Penilaian terbaik yang dimiliki AS adalah bahwa pasukan akan memposisikan ulang kemungkinan ke Belarus untuk dipasang kembali, disuplai dan digunakan di tempat lain di Ukraina," paparnya.

Selain AS, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menambahkan bahwa yang dilakukan Rusia saat ini adalah reposisi. Ia menyebut Moskow saat ini lebih berniat untuk menyerang wilayah Donbass, yang saat ini disengketakan dengan Ukraina.

"Rusia tidak menarik tetapi memposisikan ulang. Rusia sedang mencoba untuk berkumpul kembali, memasok dan memperkuat serangannya di wilayah Donbas. Pada saat yang sama, Rusia mempertahankan tekanan pada Kyiv dan kota-kota lain," kata Stoltenberg.

Tak hanya AS dan NATO, tetangga Ukraina, Polandia, juga mengungkapkan hal serupa. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan ia yakin pasukan Rusia akan segera merebut sepertiga dari wilayah Ukraina untuk memperkuat negosiasinya.

"Saya melihat pasukan Rusia berkumpul kembali, mengatur ulang. Saya pikir mereka akan mencoba mengepung pasukan Ukraina segera," ujarnya.

Intelijen Inggris mengatakan Rusia telah mengerahkan kembali beberapa pasukannya dari negara Georgia untuk memperkuat invasinya ke Ukraina. Setidaknya ada 1.200 hingga 2.000 tentara direorganisasi.

"Sangat tidak mungkin bahwa Rusia berencana untuk menghasilkan bala bantuan dengan cara ini dan ini merupakan indikator kerugian tak terduga yang dideritanya selama invasi," ujar Inggris.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Semenjak itu, 1.000 lebih warga sipil tewas dan hampir 4 juta orang mengungsi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Terus Gempur Ukraina, Polandia Ikut Kerahkan Jet Tempur